Gridoto.com - Mungkin diantara kalian masih ada yang belum paham dengan fungsi dan cara kerja kopling manual di motor.
Wajar saja, karena mayoritas motor yang beredar di Indonesia saat ini memang didominasi motor jenis matic dengan transimi automatic.
Makanya banyak kaum milenial yang kurang paham dengan cara kerja dan fungsi kopling manual di motor.
Supriyanto, Manager Promosi PT Lautan Teduh selaku main dealer Yamaha di Lampung kasih penjelasan.
Baca Juga: Belajar Naik Motor Kopling Manual, Ini Penyebab Mesin Gampang Mati
"Bagi yang ingin belajar mengendarai motor kopling manual, kami berikan beberapa poin panduannya," ujar Supriyanto.
Terutama soal fungsi dan cara kerja kopling manual di motor.
Tim Yamaha Riding Academy (YRA) main dealer Yamaha di lampung ini kasih penjelasan.
Fungsi kopling manual pada motor sendiri adalah untuk memutus atau meneruskan putaran crankshaft ke transmisi lalu ke roda.
Baca Juga: Cara Belajar Motor Kopling Manual Bagi Pemula, Ikuti Langkah Ini
Cara kerjanya, saat tuas kopling manual yang berada di tuas sebelah kiri setang ditekan, maka kopling akan aktif dan memutus putaran crankshaft ke transmisi dan roda.
Makanya, meski posisi gigi persneling tidak dalam posisi Netral, motor akan tetap tidak jalan ketika digas sambil ditarik tuas koplingnya.
Itu bisa terjadi karena kopling bekerja dan memutus putaran dari crankshaft mesin ke transmisi dan roda.
Begitupun sebaliknya, untuk membuat motor jalan tuas kopling harus dilepas perlahan agar putaran crankshaft bisa diteruskan ke transmisi dan memutar roda.
Baca Juga: Tanda dan Penyebab Kampas Kopling Motor Mulai Habis, Tonton Videonya
Jadi secara sederhana bisa diartikan kalau kopling ini sebagai komponen penerus dan pemutus daya dari mesin ke roda.
Untuk penggunaannya, tuas kopling ditekan saat ingin memasukan atau menurunkan gigi persneling dan juga saat motor berhenti.
Sedangkan ketika motor berjalan tuas kopling tidak perlu ditekan.
Nah, itu tadi penjelasan singkat tentang fungsi dan cara kerja kopling manual di motor.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR