Meskipun terlaksana tanpa banyak masalah, F1 melakukan sedikit perubahan pada sistem One Lap Qualifying mereka di tahun berikutnya.
Yaitu pada urutan pada sesi kualifikasi pertama yang kini didasari oleh hasil balap pada seri sebelumnya, dan menyelenggarakan kedua sesi di hari yang sama yaitu Sabtu.
Namun, hal tersebut membuat para pembalap rentan sengaja melaju lebih lambat di sesi pertama agar mendapatkan urutan yang lebih menguntungkan di sesi kedua.
2005: One Lap Qualifying, Sistem Agregat
Setelah terkuaknya praktik tersebut, F1 kembali melakukan perubahan pada format One Lap Qualifying mereka jelang musim F1 2005 dengan menerapkan sistem agregat.
Dengan kata lain, perebutan pole position dilakukan dengan menggabungkan kedua catatan waktu yang dicetak para pembalap di dua sesi kualifikasi.
Namun, sistem ini tidak diterima dengan baik oleh fans maupun tim dan diganti dengan sistem yang lebih simpel setelah 6 balapan saja.
Untuk 13 balapan selanjutnya, pole position ditentukan oleh catatan waktu yang dicetak pada satu lap dengan membawa bobot bahan bakar untuk balapan.
2006-Sekarang: Kualifikasi Tiga Babak
F1 pertama kali menerapkan sistem kualifikasi yang terbagi dalam tiga babak yaitu Q1, Q2, dan Q3 pada musim balap 2006.
Dalam sistem ini, masing-masing pembalap paling lambat akan tereliminasi hingga akhirnya hanya tersisa 10 pembalap saja yang akan memperebutkan pole position.
Pada 2016, F1 sempat menambahkan sistem eliminasi di mana para pembalap punya celah waktu 5 menit untuk mencetak lap time tercepat sebelum pembalap paling lambat tereliminasi setiap 90 detik setelahnya.
Namun, format eliminasi terbukti tidak populer di kalangan tim dan fans sehingga hanya bertahan selama dua balapan pertama sebelum F1 kembali ke format kualifikasi tiga babak biasa.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | F1 |
KOMENTAR