Baca Juga: Waduh, Ducati Ogah Nampung Maverick Vinales Buat MotoGP 2022
Suzuki lebih memilih kemampuan menikung dibandingkan power, dan ada strategi pemilihan pembalap juga di dalamnya.
"Ada perbedaan pendekatan. Ada positif dan negatif bagi keduanya," ungkap Brivio.
Pada kenyataannya, saat ini mesin inline-4 dan V4 tidak berbeda jauh di lap time.
"Misal di Qatar yang trek lurusnya sepanjang 1 km, akan jadi mimpi buruk buat mesin inline," sambung Brivio.
"Jika kamu lihat kalender balap, ada sirkuit yang lebih cocok ke mesin V seperti Qatar dan Spielberg. Tapi juga ada sirkuit yang kami bisa bertarung bahkan memenangkannya," tegasnya.
Baca Juga: Juara Dunia GP 500 cc Kevin Schwantz – Valentino Rossi Pensiun Bulan September
Soal pembalap, mesin inline 4 lebih menjanjikan jaminan performa untuk pembalap rookie, juga pembalap dengan gaya balap tertentu.
Sementara mesin V4 dinilai cocok buat pembalap agresif, tapi konsekuensinya butuh proses untuk memahami karakter mesinnya yang lebih brutal.
Simpelnya, mesin inline-4 lebih ramah ke lebih banyak pembalap makanya banyak pembalap yang bisa kompetitif dengan mesin ini.
"Kamu harus pintar dan berpikir soal strategi. Ini masalah teknologi antara konsep dan filosofi," lanjut pria asal Italia ini.
"Mesin V selalu lebih cepat di trek lurus, tapi kami bisa mengejar mereka di tikungan," tuntas Brivio.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Motosan.es |
KOMENTAR