"Makanya pengaturannya pun biasanya mudah dan sudah disiapkan oleh produsen ECU-nya, bisa pakai remote maupun hanya diputar melalui obeng jadi pemiliknya bisa mengatur tanpa harus ke bengkel," terangnya.
"Umumnya ECU racing ini bakal memberikan debit bensin yang lebih banyak dan melakukan penyesuaian timing pengapiannya agar tenaga terdongkrak," lanjutnya.
"Jadi misalnya penggunanya mau motor dibikin lebih kencang, ya tinggal diatur saja lewat remot atau setelan di ECU itu biasanya debit bensinnya dibikin lebih deras tapi tentu efeknya motor terasa boros," lanjut Richi.
Sementara ECU racing yang harganya mahal diperuntukkan untuk kepentingan balap atau yang lebih advance.
Baca Juga: Jarang Membersihkan Throttle Body di Motor Bikin Komponen Lain Bisa Bermasalah?
"Kalau ECU racing yang mahal itu kita bisa mengatur semua kebutuhan mesin seperti debit bensin, timing pengapiannya dan lainnya lebih advance, apalagi kalau motor balap tentu kebutuhannya berbeda dari mesin standar," lanjutnya lagi.
Secara sederhana bisa diartikan kalau ECU yang harganya lebih mahal itu umumnya punya fitur yang jauh lebih banyak dari yang murah.
Namun, dengan banyaknya fitur pada ECU tentu tanpa keahlian khusus untuk bakal sulit untuk mengatur mapping ECU racing ini.
"Makanya kalau untuk motor-motor harian beli saja ECU racing yang rentang harganya Rp 1-3 jutaan karena selain lebih mudah pengaplikasiannya ECU racing yang terjangkau itu lebih cocok untuk motor harian," tutupnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR