GridOto.com - Maraknya aksi tipuan online (tipon) membuat redaksi GridOto.com penasaran dengan modusnya, langsung saja deh pura-pura jadi korban.
Menggunakan aplikasi pesan WhatsApp (WA), GridOto.com mencoba mengontak seller yang dicurigai pelaku tipon di Instagram dengan pura-pura memesan pelek OEM R17 Nissan Juke dan ban 215/55/17 pada Rabu (30/06/2021) malam.
Pelaku pasang harga Rp 4,8 juta, namun setelah tawar menawar disepakati harganya jadi Rp 3,6 juta.
Hal yang patut dicurigai pertama kali adalah pelaku yang langsung meminta data lengkap pemesan dari nama, alamat lengkap, dan nomor HP.
Jangan langsung memberikan data pribadi tersebut meski pelaku bersikeras untuk pengiriman barang sebab data-data pribadi Anda bisa saja disalahgunakan.
Padahal jika penjual betulan, tentu akan memastikan lagi pelek apa yang sedang anda incar.
GridOto.com sengaja tidak terpancing dan mengabaikan pesan tersebut, namun sang pelaku kembali mengontak untuk memastikan apakah jadi membeli atau tidak.
Saat pelaku tipon mengaku posisi persisnya ada di Denpasar Bali, diajak bertemu beralasan tidak mau dan sedang berada di luar kota.
Ia juga mengaku punya toko namun sedang tutup dan tidak ada anak buahnya yang bisa dihubungi.
Dari sudah makin curiga, sebab sang pelaku sama sekali tidak mau memberikan foto barang, foto toko, hingga, enggan ditemui.
Semakin mencurigakan saat pelaku tipon ini langsung meminta DP dengan alasan stok barang menipis dan keburu diambil orang.
Tanpa ragu sang pelaku memberikan nomor rekening dan langsung beberapa kali minta tanda jadi saja cukup Rp 1 juta dari harga total pelek sebesar Rp 4,8 juta.
Pelaku kemudian bilang kalau sudah ditransfer, nanti akan langsung menghubungi GridOto.com.
Karena percakapan dilakukan di malam hari, jadi bisa beralasan kalau enggak bisa ke ATM untuk transfer.
Nah yang semakin memastikan pelaku adalah penipu, pagi harinya saat menolak transfer karena enggak jadi beli, nomor rekeningnya dihapus (untungnya sudah dicatat).
Dari percakapan ini jadi ketahuan nih modusnya sehingga caranya memastikan penipu atau bukan sebetulnya mudah.
Yang pertama, ajak kondisi barangnya dari berbagai sudut. Lebih bagus lagi kalau ia mau memperlihatkan kondisi toko atau gudangnya dan malah memperlihatkan stok barang-barang lain yang ia jual.
Jika masih ragu, coba ajak penjual untuk video call. Jika malah setuju dan langsung memperlihatkan barang dagangannya, malah lebih meyakinkan.
Tapi sudah video call juga bukan jaminan karena bisa saja Anda ditipu barang tidak dikirim.
Makanya mau lebih yakin lagi, tentu paling aman datang langsung ke tempat penjual. Jika beda kota bisa minta tolong kenalan yang satu kota.
Jika sang penjual bilang posisi tokonya berada di kota yang kurang logis untuk didatangi, misalnya di Fakfak, Papua atau di Ende, NTT, ya sudah lebih baik cari saja seller lain yang posisinya lebih dekat dengan Anda.
Dalam kasus ini, pelaku yang sama pernah mengaku dalam kolom komentar Instagramnya kalau posisinya berada di Samarinda Utara. Jauh banget sama Denpasar ya...
Karena logikanya kalau berada di daerah-daerah itu, justru ongkos kirimnya lebih mahal dan barangnya juga lebih lama untuk sampai.
Beberapa waktu lalu, GridOto.com juga sempat berbincang dengan Konsultan Komunikasi dan Media Sosial, Wicaksono, yang berpesan menyarankan untuk berbelanja hanya di akun yang reputasinya dikenal baik dan dapat dipercaya.
"Jangan melakukan transaksi dengan penjual, toko, atau lembaga yang belum kita kenal reputasinya," ujar pria yang akrab disapa Ndoro Kakung kepada GridOto.com lewat pesan singkat, pada Selasa.
Salah satu contohnya, pilih akun penjual yang sudah banyak followers-nya dan setiap unggahan produknya terdapat ulasan yang asli dan tidak dibuat-buat.
Baca Juga: Waspada Kendaraan Murah Yang Dijual Tipon Berkedok BUMN, Pas Ditelusuri Alamatnya Beda Sob!
Selain itu, Ndoro Kakung juga mengharuskan konsumen untuk melindungi data diri pribadi.
"Lindungi data pribadi seperti KTP dan informasi rahasia lainnya, seperti PIN/OTP," katanya.
Sebagai keamanan ekstra, kita juga disarankan untuk rutin mengganti password media sosial.
"Sering-sering ganti password, hindari pula wifi publik saat bertransaksi," jelasnya.
Masih ada lagi, konsumen juga harus memastikan bukti-bukti pembayaran sesuai apabila nantinya ada masalah barang tidak sampai atau bahkan penipuan.
"Aktifkan notifikasi dari bank yang Anda pakai sebagai mitra pembayaran. Simpan bukti pemesanan dan pembayaran," tandas Ndoro Kakung.
Jadi ketahuan begini cara mudah memastikan pelaku tipuan online (tipon). Bisa dicoba ya?
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR