Oleh sebab itu, Ismail menyarankan agar masyarakat sebisa mungkin menghindari pembelian lewat sosial media.
Kecuali transaksi dilakukan dengan rekan ataupun orang yang memang sudah dikenal sebelumnya.
"Kalau di sosial media itu sangat rawan, saya sih enggak rekomen ya. Banyak orang bikin lapak (akun) fotonya copy punya orang lain, testimoni ambil dari orang lain, didesain sedemikian rupa agar orang tertarik, begitu dapat uang, mereka tutup akun," jelasnya.
Supaya aman, Ismail menyarankan agar konsumen belanja melalui e-commerce yang sudah memiliki reputasi baik di Indonesia.
Baca Juga: Marak Modus Penipuan Lelang Kendaraan Murah, Ini Tips Amannya dari Bea Cukai
Terlebih jika e-commerce tersebut memiliki sejumlah fitur yang menjaga keamanan data konsumen.
"Jadi saran saya, lebih baik belanja di e-commerce yang sudah ternama, karena di situ kan biasanya ada fitur cancel, ada fitur pengembalian, ada rekening bersama, jadi transfer uangnya enggak langsung ke penipu," tutur Ismail lagi.
"Kalau langsung transfer ke rekening penjual atau penipu, ambil contoh satu akun pengunjungnya 100 orang, yang ketipu 10 persen dan yang enggak ketipu 90 persen. Tapi kan tetap aja uang dari nipu 10 persen ini sangat lumayan. Apalagi kan barang-barang otomotif itu enggak murah," tutupnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR