GridOto.com - Ini dia Royal Enfield (RE) Meteor 350, sport cruiser bermesin 350 cc 1 silinder yang menjadi Royal Enfield termurah di Indonesia.
Royal Enfield Meteor 350 tersedia dalam 3 tipe; Fireball yang dibanderol Rp 85,1 juta, Stellar Rp 86,5 juta, dan Supernova Rp 87,9 juta (off the road).
Merek motor yang asalnya dari Inggris ini, kini diproduksi di India dan datang ke Indonesia dalam bentuk utuh atau CBU (Completely Build Up).
Secara konsep, Royal Enfield Meteor 350 merupakan sosok cruiser entry level yang diklaim masih cocok dan nyaman untuk riding perkotaan.
Jadi bukan cuma asyik untuk jalan jauh tapi juga mudah dikendarai menaklukan kemacetan. Apa benar? Yuk langsung kita coba untuk riding harian.
Sekaligus kita bedah kelebihan dan kekurangannya!
RIDING POSITION & HANDLING
Sesuai konsepnya yang cruiser untuk harian, wajar jika duduk di atas Meteor 350 tak cepat pegal.
Tentu saja karena jok yang lebar, busanya empuk dan enggak terlalu tinggi. Tinggi jok ini ke tanah cuma 765 mm.
Baca Juga: Video Review Royal Enfield Meteor 350, Mesin Baru Getaran Hilang!
Rider yang tingginya kurang dari 170 cm biasanya jinjit saat naik Royal Enfield Classic misalnya, di motor ini pasti akan lebih nyaman.
Ketika meraih setang pun terasa sangat nyaman, posisinya tak terlalu jauh dan cukup tinggi.
Footstep-nya, posisinya ada di depan tapi tak terlalu selonjoran. Buat jalan jauh enggak enggak lekas pegal, tapi dipakai harian, posisi ini masuk cukup sigap. Pas banget!
Selain itu, karet footstep dan pedalnya juga punya permukaan yang tebal sehingga lebih mudah saat diinjak.
Punya tagline Easy Cruising wajar jika handlingya, nurut banget. Selain itu boleh dibilang lincah dan terasa gesit saat diminta berkelok cepat.
Distribusi bobot yang condong ke depan jadi salah satu penyebabnya.
Makin terasa menyenangkan karena suspensi teleskopik dengan as 41 mm yang dipakai pada Meteor 350 redamannya ampuh saat melewati jalan rusak.
Mengayun lembut namun bikin laju tetap stabil saat melakukan cornering.
Sedang yang belakang, suspensi ini terasa agak keras. Karakter rebound yang lambat memang memberikan stabilitas di tikungan tapi ketika melewati jalan rusak, terasa keras.
Solusinya ada dua, pertama lewat jalan rusak pelan-pelan saja.
Baca Juga: Royal Enfield Himalayan Kena Update, Sudah ABS dan Euro 4 Loh
Atau seting ulang preloadnya, karena suspensi standarnya punya 6 pilihan preload. Tinggal sesuaikan dengan bobot dan karakter kalian.
Satu lagi yang agak merepotkan dari motor ini adalah bobotnya.
Bobot isi mencapai 191 kg, terasa butuh effort lebih ketika menggeser-geser di parkiran. Dan tentu saja berpengaruh pada performanya.
PERFORMA BIASA SAJA
Bobot sudah berat, mesin yang digunakan Royal Enfield Meteor 350 ini spesifikasinya biasa saja.
1 silinder SOHC 2 katup, 5 percepatan, serta berpendingin oli dan udara, yang untungnya sudah injeksi.
Khas slogan Royal Enfield yang sering menyebut motornya ‘pure motorcycle’, spesifikasi yang benar-benar basic tanpa banyak fitur electronic.
Mesin ini karakternya long stroke atau punya langkah piston yang panjang, yaitu 85,8 mm. Sedang ukuran pistonnya 72 mm.
Efeknya sama seperti hampir semua mesin Royal Enfield yang mirip motor-motor tua.
Torsi dan tenaganya langsung terasa sejak putaran rendah hingga menengah. Untuk menyalip atau melewati tanjakan pun tidak perlu main putaran tinggi.
Mesin berkapasitas murni 349 cc ini klaim tenaga maksimalnya, 20,2 dk diraih di putaran mesin 6.100 rpm saja.
Malah torsi maksimal 27 Nm didapat di 4.000 rpm. Rendah banget kan?
Baca Juga: First Ride Royal Enfield Interceptor dan Continental GT 650 Langsung Dari California, Beda Banget!
Bagaimana dengan larinya? Ternyata tak ubahnya motor sport 150 cc dengan teknologi masa kini.
Contohnya untuk mencapai kecepatan 0-60 km/jam, butuh waktu 5,1 detik! Lama ya!
Top speed malah kalah dari sport 150 cc seperti Honda CB150R, karena di GPS tercatat cuma 121,9 km/jam.
Sedangkan jarum spidometernya menyentuh di kisaran angka 122 km/jam, wah akurat banget khas motor India ya!
Pantas melaju 100 km/jam terasa kencang, ternyata spidometernya hampir real!
Data tes akselerasi:
0-60 km/jam: 5,1 detik
0-80 km/jam: 8,3 detik
0-100 km/jam: 14 detik
0-100 m: 7,8 detik (@76 km/jam)
0-201 m: 12 detik (@91,5 km/jam)
0-402 m: 19,1 detik (@110,1 km/jam)
Top speed di Racelogic: 121,9 km/jam
Top speed di spidometer: 122 km/jam
MESIN HALUS!
Meski begitu, tetap ada teknologi yang bagi RE terbilang baru, yaitu balancer shaft untuk mengurangi vibrasi mesin.
Memang, vibrasi jadi ciri khas dari mesin RE, khususnya generasi lama seperti Classic dan Bullet.
Penyematan balancer shaft ini pun terbukti mengurangi getaran mesin, jauh lebih baik dibanding mesin generasi lama.
Saat starter hingga putaran tengah halus, tapi ketika dipaksa berkitir tinggi tetap terasa sedikit vibrasi.
Baca Juga: Detail Royal Enfield Classic 500 Pegasus, Menghormati Motor Perang
Oiya satu lagi yang membuatnya otentik, adalah suaranya. Meski mesin baru tetap punya dentuman langsam yang sangat khas, jedanya cukup jauh lengkap dengan suara sedikit ngebas. Cakep!
Catatan lain adalah soal pelepasan panas. Karena hanya mengandalkan udara dan oli sebagai pendinginan mesin, jadi wajar kalau saat kondisi panas dan macet.
Ada semilir hawa panas yang terasa di kaki, terutama di sebelah kanan.
Kesimpulannya, karakter mesinnya memang bukan untuk kencang tapi lebih ke arah nyaman.
LUMAYAN IRIT
Pengetesan konsumsi bahan bakar menggunakan metode full to full. Pengetesan pakai bensin RON 92.
Selama pengetesan, dipakai sehari-hari melewati beragam kondisi jalan dan tentunya dengan gaya berkendara yang bervariasi.
Setelah diisi ulang 3 kali dengan total jarak 280 km, saat dihitung didapat angka rata-rata konsumsi bahan bakarnya 32,4 km/liter.
Untuk mesin 350 cc, tentu konsumsinya terbilang efisien nih…
FITUR & TEKNOLOGI
Kita mulai dari lampu utamanya, masih menggunakan bohlam namun rasanya pancaran sinar memiliki visibilitas yang baik saat malam hari dan kondisi hujan.
Sedang Lampu pancaran DRL-nya seperti cuma hiasan saja, kurang begitu terlihat, kalah terang dengan lampu utamanya.
Speedometernya meski tampak klasik tapi isinya sudah modern.
Spidometer yang jarumnya bekerja sangat halus dan pakai latar LED putih. Hal itu memberikan kesan elegan dan mewah.
Baca Juga: Fakta Dari Test Ride Royal Enfield Himalayan di Bromo, Motor Turing Yang Berkarakter
Layar digitalnya terdapat informasi suhu saat baru pertama kali dihidupkan, namun sayang setelah itu hilang.
Yang tersisa hanya tinggal odometer, trip 1, trip 2 dan eco indicator.
Yang paling keren, motor ini sudah dilengkapi dengan Tripper Navigator. Dengan fitur ini ada petunjuk turn by turn di layarnya yang terkoneksi dengan google maps.
Fitur safety di Meteor 350 sudah ada ABS dual channel yang mengawal kaliper Bybre 2 piston serta cakram 300 mm di depan.
Untuk belakang cakram 270 mm dengan kaliper Bybre 1 piston.
Performa remnya cukup pakem dan gak perlu ditekan terlalu dalam sudah cieettt...
Cara kerja ABS juga halus, saat rem ditekan paksa entakannya tidak sampai membuat handel rem kaku.
Fitur safety lainnya ada sensor side stand. Yang akan membuat mesin seketika mati ketika gigi dimasukkan dan lupa melipat standar samping.
Data spesifikasi:
Mesin: 1 silinder 4-stroke SOHC 2 valve, air-oil cooled
Kapasitas murni: 349 cc
Bore x stroke: 72 x 85,8 mm
Rasio kompresi: 9,5:1
Tenaga maksimum: 20,2 dk @6.100 rpm
Torsi maksimum : 27 Nm @4.000 rpm
Sistem starter: Electric starter
Sistem pelumasan: Wet sump forced lubrication
Sistem pengabutan: Electronic fuel injection
Tipe kopling: Wet multi-plate clutch
Tipe transmisi: 5 speed constant mesh
Electical system: 12 Volt DC
Battery: 12 V 8 Ah MF
Engine oil: SAE 15 W 50 API SL grade JASO MA 2 semi syntetic
Headlamp: H4-60/55W with LED DRL
Stop lamp: LED 2.4/1.2 W
Sein: 10W x 2 nos
P x L x T: 2.140 x 845 x 1.140 mm (tanpa spion)
Jarak sumbu roda: 1.400 mm
Tinggi jok: 765 mm
Ground clearance: 170 mm
Berat isi: 191 kg
Kapasitas bensin: 15 liter (5 liter reserve)
Tipe rangka: Twin downtube spine frame
Suspensi depan: Telescopic fork 41 mm 130 mm travel
Suspensi belakang: Twin tube emulsion shock absorbers 6 step adjustable preload
Pelek depan: Alloy wheel 19 inci
Pelek belakang: Alloy wheel 17 inci
Ban depan: 100/90-R19 57P Tubeless
Ban belakang: 140/70-R17 66P Tubeless
Rem depan: Single disc 300 mm 2 piston floating caliper
Rem belakang: Single disc brakes 270 mm 1 piston floating caliper
ABS: Dual channel
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR