Vinales menilai masalahnya mustahil untuk diperbaiki.
Bahkan Vinales merasa sudah tidak dihargai oleh Yamaha.
"'Biarkan dia ke trek mencari data dan bekerja', itu responnya. Dan apa yang kulakukan? Aku finis ke-23? Aku di sini tidak untuk finis ke-23, atau hanya mencari data atau jadi test rider. Pada akhirnya, ada waktu di mana sebagai pembalap kau sudah merasa tidak dihargai," jelasnya.
"Cara mudahnya memakai setting Fabio Quartararo, beradaptasi, memberikan usaha 100% dan melihat sejauh apa yang kubisa, tapi itu bukan solusi. Jika aku ingin menang maka aku akan melakukannya dengan motorku sendiri," jelasnya.
Vinales cukup kesal karena Yamaha yang memintanya memakai data Quartararo.
"Setting orang lain bukan solusi. Ya kadang kau bisa mengambil inspirasi dan mungkin bekerja dengan baik, tapi itu bukan solusi. Aku sudah melakukan seperti itu dan sudah berapa kali sejak Portimao," lanjutnya.
"Seharusnya tak seperti itu. Setiap pembalap punya setting masing-masing. Tak bisa memakai setting orang lain selama 2 tahun. Setiap orang memakai setting untuk gaya balapnya sendiri dan itu yang mengajariku jadi pembalap," tegasnya.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | The-race.com |
KOMENTAR