GridOto.com - Mobil murah berdimensi kompak seperti Honda Brio, Toyota Agya dan Daihatsu Ayla cukup diminati di pasaran mobil bekas lantaran harganya yang relatif terjangkau.
Dari ketiga model tersebut, Honda Brio disebut-sebut sebagai model yang paling laris di pasaran mobil bekas saat ini.
"Saat ini paling banyak dicari Honda Brio, bulan lalu juga banyak yang beli," buka Vicky Patria Sidharama selaku pengelola Oto Trac di Palem Semi, Tangerang, Banten saat ditemui GridOto.com beberapa waktu lalu.
"Kebanyakan yang beli kredit, mungkin baru dapat THR jadi mereka pada DP Honda Brio bekas," imbuhnya.
Baca Juga: Kijang Innova Limited Edition Bekas, Odometer Masih 900 Perak, Dijual Segini!
Hal senada diungkapkan Lamsari, selaku Pengelola Prabu Alam Motor yang juga beralamat di Palem Semi, Tangerang, Banten.
Menurutnya, karena banyak diburu konsumen membuat sulit untuk mendapatkan unit Honda Brio bekas.
"Honda Brio generasi pertama dan kedua banyak peminatnya. Toyota Agya dan Daihatsu Ayla banyak juga, tapi masih lebih banyak Brio, terutama yang generasi kedua tipe E Satya," kata Lamsari.
Lantas, berapa harga pasaran Honda Brio bekas? berikut datanya:
Honda Brio RS dan Satya
Honda Brio Satya E | 2014 | Rp 100 jutaan |
Honda Brio Satya E | 2015 | Rp 105 juta - Rp 110 juta |
Honda Brio Satya E | 2016 | Rp 120 juta |
Honda Brio Satya E | 2017 | Rp 125 juta |
Honda Brio RS | 2017 | Rp 125 juta - Rp 135 juta |
All New Honda Brio RS CVT | 2018 | Rp 155 juta - Rp 160 juta |
All New Honda Brio Satya E | 2019 | Rp 140 juta - Rp 145 juta |
All New Honda Brio RS | 2019 | Rp 168 juta - Rp 170 juta |
All New Honda Brio Satya E | 2020 | Rp 150 juta - Rp 160 juta |
All New Honda Brio RS | 2020 | Rp 176 juta - Rp 180 juta |
Catatan:
*Harga di atas diambil dari kanal pricelist GridOto.com
*Data pada kanal Pricelist GridOto.com merupakan hasil survei yang dikumpulkan dari beberapa pedagang mobil bekas di area Jabodetabek
*Harga tidak mengikat, tergantung kondisi masing-masing unit
*Untuk daftar lengkapnya, bisa klik di sini
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR