Sedangkan aktivitas warga mengalami kenaikan saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
"Untuk presentasi kendaraan masuk keseluruhan menurun 10,45 persen. Kemudian kendaraan yang keluar dari Kabupaten Semarang tercatat berkurang 5,07 persen. Hal ini dikarenakan rata-rata orang hanya pergi ke daerah sekitar seperti Salatiga atau Kota Semarang dan Boyolali," sebut Rudibdo.
Ia melanjutkan, sebelum ada larangan mudik, jumlah kendaraan yang masuk ke Kabupaten Semarang kerap mengalami peningkatan hingga lebih dari 100 persen saat momen Lebaran, terutama ketika mendekati hari-H.
Tidak jarang kepolisian setempat bersama Dishub sampai menempatkan anggotanya untuk melakukan pengaturan arus lalu lintas selama hampir 24 jam, khususnya di jalur-jalur wisata.
"Misalnya persimpangan exit tol Bawen ke arah Ambarawa-Magelang sering langganan macet. Kemudian jalur alteratif Bandungan-Temanggung juga sama, karena sejumlah jalur itu juga ada banyak destinasi wisata," pungkas Rudibdo.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Mudik Lebaran Dilarang, Kendaraan Masuk Kabupaten Semarang Turun 10 Persen Lebih.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Tribunjateng.com |
KOMENTAR