"Menurut riset kami bahwa 30 persen dari biaya operasional kendaraan adalah di bahan bakar itu sendiri, solusinya yang kami tekankan di mesin kami itu irit bahan bakar, awet dan tahan lama. Ini diharapkan bisa meringankan biaya operasionalnya," terang Tonton.
Isu ketiga customer belum siap untuk regenerasi unit kendaraan niaganya, mereka beranggapan bahwa dengan aturan ini harus mengganti unit lama ke unit baru yang sudah standar emisi Euro 4.
"Padahal aturan ini mengatur terkait produksi, di mulai April 2022 itu kami sudah tidak boleh lagi memproduksi kendaraan dengan emisi di bawah Euro 4. Sebenernya (unit lama) masih bisa digunakan, tidak ada masalah," ucapnya.
Lebih lanjut isu keempat soal ketersediaan bahan bakar, ia berharap setelah penerapan regulasi tersebut di pelosok daerah tersedia bahan bakar yang support untuk Euro 4.
"Kendaraan kami digunakan untuk pembangunan di seluruh daerah di Indonesia, ini menjadi isu besar buat customer kita bila bahan bakarnya tidak tersedia," harapnya.
Terakhir, layanan aftersales menurutnya dengan teknologi Commonrail yang bakal digunakan saat implementasi regulasi Euro 4 pada April 2022 mendatang, Isuzu sudah menyiapkan mekanik yang bisa menangani kendaraan Euro 4.
"Mekanik kami bisa maintenance kendaraan-kendaraan customer yang sudah Euro 4, lalu kami punya 2.403 partshop artinya jangkauan untuk sparepart untuk seluruh indonesia akan semakin baik," pungkasnya.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR