Selain itu, menurut dokter Ratih microsleep juga bisa dipicu dari pola tidur yang kurang sebelum mengemudi sehingga stamina pengemudi rendah dan rentan mengalami fatigue.
"Baik terjadi di arus lalu lintas yang sedang padat atau lancar, siang atau malam, microsleep tetap bisa menjadi bahaya pemicu kecelakaan di jalan raya," tekan dokter Ratih.
Dokter Ratih mencontohkan, ketika mengemudi dalam kecepatan 80 km/jam dan mengalami gejala microsleep selama 2 detik, berarti ada jarak sekitar 40 meter pengemudi lost dalam kecepatan tersebut.
"Bayangkan hanya 2 detik sejauh itu tiba-tiba ada yang mengerem mendadak atau menyeberang, risiko kecelakaan tinggi dan sulit dihindari," tegas dokter Ratih.
Obat paling ampuh jika muncul gejala microsleep adalah beristirahat dan tidur sejenak.
Kalau sudah mengalami seperti itu, jangan lanjutkan perjalanan dan segera cari tempat beristirahat yang aman, seperti SPBU atau rest area kalau di dalam tol.
Jangan paksakan lanjut sebab kondisi tubuh tidak boleh lelah saat berkendara, sangat berbahaya!
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Tribun Jabar |
KOMENTAR