GridOto.com - Meski sudah pensiun usai musim 2019 lalu, Jorge Lorenzo tak mau jauh-jauh dari dunia MotoGP.
Usai musim 2019 berakhir, Jorge Lorenzo langsung menghabiskan waktunya dengan liburan dan memanjakan dirinya.
Lorenzo juga membeli beberapa mobil mewah dengan uang banyak yang dihasilkannya dari MotoGP.
Meski demikian, Jorge Lorenzo yang ingin tetap dekat dengan motor balap akhirnya jadi test rider Yamaha.
Baca Juga: Batal Tampil di MotoGP Qatar 2021, Marc Marquez Dapat Dukungan dari Jorge Lorenzo
Sayang kiprahnya sebagai test rider Yamaha tak berjalan dengan cukup lancar dan digantikan oleh Cal Crutchlow.
Beberapa waktu terakhir, Jorge Lorenzo menjelma menjadi pengamat MotoGP dan semakin aktif di media sosial.
Dengan statement yang blak-blakan, X-Fuera terlibat beberapa perseteruan.
Yang terakhir misalnya saat mengejek Cal Crutchlow yang crash saat debut sebagai test rider Yamaha.
Hal itu membuatnya perang komentar di media sosial dengan dua pembalap, Jack Miller dan Aleix Espargaro.
Baca Juga: Jelang MotoGP Qatar 2021, Valentino Rossi Blak-blakan Belum Merasa Tua dan Ingin Punya Dua Anak
Manajer Danilo Petrucci, Alberto Vergani, menyebut bahwa Lorenzo terkena sindrom pensiun.
Sindrom pensiun yang dimaksud Vergani adalah rasa bosan dan penyesalan meninggalkan balapan, sehingga ingin terus terlibat dan mencari perhatian.
"Jorge sedang menikmati relaksasi di Maladewa, aku melihat beberapa foto di media sosial. Tapi kupikir dia mulai bosan, dia sedang melalui sindrom pensiun dari balap motor," ungkap Vergani seperti dilansir GridOto.com dari Motosan.es.
Vergani-pun membandingkan Lorenzo dengan salah satu pembalap yang pernah ditanganinya dulu.
"Biar kujelaskan, Carlos Checa misalnya. Saat dia pensiun dia memilih refleksi dalam-dalam dan beberapa bulan setelahnya setiap aku mendengar sesuatu darinya, dia selalu gembira dan antusias dengan keputusannya," ungkap pria yang pernah jadi manajer Casey Stoner ini.
Baca Juga: Diskusi untuk Jadi Tim Satelit Ducati, Tim VR46 Disaingi Tim Gresini
Menurut Vergani, Lorenzo masih belum siap untuk pensiun.
"Jorge di sisi yang lain, terlihat bosan, karena dia pensiun saat usianya 30 tahunan," sambungnya.
"Itu seperti ketika kau berlibur, kau sudah 2-3 minggu jauh dari rumah, kau masih menikmati liburanmu. Tapi jika kau pergi setahun, kau akan bosan. Dan Lorenzo menurutku berada di posisi it," jelasnya.
Entah yang dimaksud Vergani sama atau tidak, dalam dunia psikologi sendiri ada yang namanya post power syndrome.
Post power syndrome ini dialami oleh banyak sekali orang di seluruh dunia usai kehilangan jabatan ataupun pensiun.
Biasanya orang yang mengalami post power syndrome ini punya rasa kecewa berlebihan, kebingungan, kesepian, ketidakyakinan atau keraguan, rasa khawatir, perasaan takut, putus asa, dan merasa hampa atau kosong.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Motosan.es |
KOMENTAR