Sutrisno Tan, owner bengkel Digioto selaku distributor knalpot impor merek Leovince dan SC Project juga membenarkan masih adanya perbedaan kualitas antara produk knalpot impor dan lokal.
"Paling terlihat di leher knalpot yang lekukannya lebih halus. Jadi tidak ada pengurangan volume di tekukannya itu, karena mereka tes pakai alat juga," tutur Trisno yang bengkelnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Menurut Benny lagi, posisi produsen knalpot di Indonesia memang berada di posisi yang serba salah, jadi dimaklumi.
"Perusahaan luar bisa riset dan development banyak karena market balap dan motorsport tersedia. Untuk knalpot lokal susah buat development banyak karena penyerapan pasarnya juga masih kecil. Makanya semua element harus mendukung biar bisa bersaing buat ekspor," ujar Benny.
Baca Juga: Razia Knalpot Brong Belakangan Ini Makin Ramai, Begini Tanggapan Komunitas
Benny juga tidak menampik kalau ada juga produsen knalpot impor yang kualitas produknya biasa saja, hanya menang brand saja yang terkenal.
"Banyak juga ya brand luar yang harganya kelewat mahal. Sebab, yang ditawarkan hanya branding dan tampilan saja bukan kualitas produk," yakinnya.
Nah itu tadi beberapa perbedaan antara knalpot impor dan lokal.
Jadi, selain perbedaan harga yang cukup mencolok, ada juga perbedaan kualitas produk yang terjadi antara knalpot impor dan lokal Sob.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR