GridOto.com - Proyek pembangunan konstruksi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi di Pulau Bali sebetulnya baru akan dikerjakan pada 2022 mendatang.
Tetapi, proses pelelangan proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sudah dilaksanakan sejal 25 Februari 2021 lalu.
Rencananya proses pelelangan jalan tol sepanjang 96,21 Km ini akan selesai pada kuartal empat 2021.
Meski pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi belum dimulai, sejumlah pihak sudah merasakan kekhawatiran.
Baca Juga: Baru Mulai Dibangun 2022, Kapan Target Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi Bisa Rampung?
Salah satunya Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB), yang hingga sekarang belum mendapat surat resmi terkait lahan terdampak.
Balai TNBB pun merasa khawatir apabila konstruksi jalan tol ini bisa menggangu kelestarian hayati, terutama di kawasan hutan.
Agus Ngurah Krisna, Kepala Balai TNBB menyebut, ada sejumlah dampak yang harus diminimalisir sebelum pembangunan jalan tol dimulai.
"Dari pemrakarsa juga menyebut ada perubahan bentang alam dan penurunan keanekaragaman hayati. Pasti itu dampak-dampak normatifnya," jelas Agus dikutip GridOto.com dari Tribun-bali.com.
Agus meminta adanya tim khusus yang dibentuk untuk melakukan pengkajian agar dampak lingkungan bisa dikurangi.
Lalu konstruksi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang melintasi TNBB agar dibuat menjadi jalan layang.
Kemudian pihak pemrakarsa juga diminta untuk mengajukan permohonan terlebih dahulu ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Dalam hal ini juga penlok (penetapan lokasi) juga belum ada," tegasnya.
Baca Juga: Tol Denpasar-Gilimanuk Bakal Dibangun, Pengerjaannya Dimulai Tahun Depan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana, I Wayan Sudiarta, mengaku dirinya sedang mengidentifikasi permasalahan dan dampak yang nantinya bisa muncul.
Tidak hanya itu, dirinya juga sudah mengumpulkan saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat yang terdampak pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi.
"Ada beberapa masukan yang sudah masuk. Masukannya antara lain terkait jaringan pipa air minum swadaya, usulan jalan tolnya dibuat under pass hingga jalan layang," sebut Wayan.
Wayan menambahkan, untuk keluhan dari masyarakat untuk saat ini didominasi malasah pembebasan lahan.
Baca Juga: Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Akan Lintasi 19 Desa di Kabupaten Tabanan, Ini Rinciannya
Pasalnya, penetapan lokasi (penlok) belum ditentukan karena masih dalam tahap verifikasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Dengan begitu, masyarakat belum bisa mengetahui titik-titik bidang lahan yang nantinya terdampak pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Beragam Kekhawatiran Masyarakat Jembrana Soal Pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Tribun-Bali.com |
KOMENTAR