Baca Juga: Marc Marquez Rayakan Ulang Tahun Ke-28, Siap Persembahkan Hasil Terbaik di MotoGP 2021?
"Tentu saja aku bisa bilang sesuatu yang brutal dan bilang bahwa kau tak bisa mengubah seekor sapi menjadi seekor harimau," sindir Tost.
Menurut Tost, Mazepin tidak memiliki sikap layaknya seorang pemenang.
"Pada akhirnya, itu tergantung pada seberapa besar otak yang dimiliki seorang pembalap yang kemudian berada di kokpit. Selama aku di motorsport, aku telah menemukan bahwa pada akhirnya hanya pembalap yang cerdas dan tahu mengapa mereka melakukan sesuatu, dan berperilaku sesuai, yang akan menang," tegas Tost.
Ia pun membandingkan Tsunoda dengan pembalap Formula 2 lainnya yang ikut belaga di musim 2020 kemarin.
"Kami sekarang punya pembalap muda yang benar-benar sangat bagus. Selain Mick dan Yuki, ada juga Robert Shwartzman. Aku sangat menghargai ketiga pembalap tersebut, generasi ini akan menentukan masa depan Formula 1," ungkapnya.
"Mick bukanlah tipe pembalap yang naik mobil dan segera mempertaruhkan segalanya. Dia mengambilnya langkah demi langkah dan memastikan dia memiliki segalanya di bawah kendali untuk kemudian menyerang dengan benar," jelas Tost.
Tost juga memuji pembalapnya sendiri, Tsunoda, yang finis ketiga di F2 musim lalu.
"Dia datang dari Jepang dan tidak tahu jejak apa pun di sini. Cara hidup di Eropa sangat berbeda. Ini benar-benar kejutan soal budaya. Bagaimana dia melakukannya, berkonsentrasi pada balapan dan memberikan hasil yang baik adalah sesuatu yang istimewa," sambungnya.
"Dia langsung tahu apa yang harus dilakukan, dia kuat saat menginjak rem dan memiliki feeling yang baik, terutama di tikungan cepat. Jika kami memiliki mobil yang kompetitif, kuyakin dia bagus untuk memberikan beberapa kejutan," tuntasnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR