Selain pembebasan lahan, masalah pemukiman dengan tingkat kepadatan tinggi di sekitar jalan tol juga menjadi problem lanjutan.
Pasalnya, wilayah yang sudah dilakukan pembangunan jalan tol Semarang-Demak Seksi 2 mengalami penurunan level tanah yang cukup dalam.
"Jadi (sebenarnya) tidak layak (ditinggali). Nah, mudah-mudahan ini bisa menyelesaikan (persoalan pembebasan lahan)," ujar Ganjar.
Terlepas dari masalah-masalah tersebut, Ganjar berharap proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak bisa terus berjalan dan kendala lainnya bisa segera diselesaikan.
Baca Juga: Sempat Dikebut Pada 2020, Proyek Tol Bengkulu-Lubuklinggau Alami Kendala di Awal 2021 Ini
"Masih on progres sih sebenarnya. Maka Tadi saya tanya juga karena sya sudah bicara dengan Menteri PUPR, nampaknya ini juga jadi perhaian. Sehingga tidak ada persoalan (lain), tinggal kerjaan teknis saja termasuk pembebasan lahan yang paling tidak mudah," paparnya.
Sekadar informasi, jalan tol Semarang-Demak dibagi menjadi dua seksi, yakni Seksi 1 (Semarang-Sayung) sepanjang 10,69 Km dan Seksi 2 (Sayung-Demak) sejauh 16,31 Km.
Untuk saat ini, pembangunan fisik jalan tol Semarang-Demak Seksi 2 sudah 10,56 persen dengan pembebasan lahan mencapai 30,53 persen.
Kabarnya, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan jalan tol Semarang-Demak Seksi 2 rampung pada Juni 2022 mendatang.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pesan Ganjar ke Penolak Pembebasan Lahan Tol Demak.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Tribunjateng.com |
KOMENTAR