Langkah tersebut sejatinya juga sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, salah satu yang paling signifikan tentu saja terkait persiapan pembangunan pabrik baterai untuk mobil listrik.
Pemilihan tersebut tidak mengherankan, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen dan importir nikel terbesar di dunia.
Sedangkan nikel merupakan salah satu bahan baku terpenting dalam pembuatan baterai Lithium-Ion yang digunakan nyaris seluruh kendaraan listrik yang dijual saat ini.
“Mau siapa pun yang mengembangkan mobilnya, kalau baterainya dari Indonesia kan itu tetap menjadi hal yang luar biasa,” ujar Kukuh.
Baca Juga: Ketua Umum PP IMI Bambang Soesatyo Bertekad Jadikan Indonesia Kiblat Kendaraan Listrik Dunia
Ia mencontohkan Taiwan, yang berhasil menjadi salah satu pemain terbesar dalam industri otomotif dunia sebagai pemasok komponen elektronik mobil yang berkualitas.
Tapi apapun langkah yang nantinya diambil pemerintah, Kukuh menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi bagian dalam elektrifikasi industri otomotif dunia.
“Pergerakan industri otomotif Indonesia ke arah elektrifikasi tetap wajib ada, tapi langkahnya harus realistis,” ujar pria yang sudah menjabat sebagai sekjen GAIKINDO sejak 2016 itu.
“Jangan sampai momen elektrifikasi ini hanya menjadi euforia,” pungkasnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR