GridOto.com - Sekarang sedang ramai berita soal Yamaha Exciter 155 VVA yang sudah resmi diilis di Vietnam.
Motor itu kemungkinan besar akan juga akan dirilis di Indonesia sebagai penerus MX King 150 yang saat ini beredar.
Di artikel ini kami tak akan membahas soal bebek super Yamaha itu.
Tapi karena terlanjur gomongin bebek super, GridOto pengen ajak nostalgia aja sama Suzuki Satria 120 yang bermesin 2-tak itu.
Baca Juga: Otojadul: Cerita Yamaha Touch 125, Konsumen Sempat Resah karena Dealer Maksa Motor Dikembalikan
Enggak berlebihan juga kan kalau Suzuki Satria 120 disebut sebagai bebek super di masanya?
Karena secara spesifikasi bebek besutan Suzuki ini emang super banget dibanding bebek-bebek lainnya kala itu.
Suzuki pertama kali meluncurkan Satria pada Oktober 1997.
Kala itu Indonesia baru saja dihantam krisis moneter, tapi Suzuki pede memperkenalkan motor terbarunya yang dinamai Suzuki Satria 120S.
Spek Suzuki Satria 120S beda banget dengan pakem bebek kala itu.
Suzuki Satria 120S menggebrak dengan dibekali monosok dan transmisi 5-percepatan.
Bebek super bermesin 120,7 cc dengan bore 56 mm dan stroke 49 mm.
Tenaganya mencapai 13 dk pada 7.500 rpm dan torsi 12,7 Nm di 6.000 rpm.
Kompresi mesinnya 7,0:1 dengan pasokan bensin karburator Mikuni VM 18 SS.
Dengan mesin yang cukup besar itu Suzuki mengklaim bahwa Satria 120S ini tetap irit.
Itu berkat posisi mesin Satria berkonfigurasi 50 derajat.
Baca Juga: Otojadul: Cerita Yamaha RX-King Dikenal Sebagai Motor Jambret, Polisi Sampai Dibikin Pusing
"Dengan begitu, bahan bakar cepat masuk dan gas buang mudah dimuntahkan. Irit dia," kata Michael Iskandar, seseph kilik mengilik dari APM Suzuki yang dulu masih bernama ISI (Indomobil Suzuki International), dikutip dari tabloid OTOMOTF edisi no.25/VII Senin 27 Oktober 1997.
Model mesin ini, membuat letak karburator tak perlu jauh dari silinder.
Mulut karburator berhadapan langsung dengan crank case.
Alhasil, campuran bahan bakar tak perlu melewati semacam leher angsa yang kebanyakan digunakan bebek domestik bermesin horizontal.
Aliran gas buang tak bakal terhambat dengan mesin tegak.
Pasalnya, desain leher knalpot lengkungannya teratur.
"Tidak meliuk tajam. Sehingga pembuangan bisa mengimbangi lancarya saluran masuk," jelas Michael yang akrab disapa Om Cia.
Sayangnya, pada generasi awal Satria ini, ia belum dilengkapi kopling tangan alias hanya menggunakan kopling sntrifugal.
Selain itu roda yang dipakai cenderung kecil.
Ban depan IRC tipe NR ukuran 70/90-17 dan belakang IRC 80/90-17 terlihat kurus.
Padahal, untuk motor seukuran Satria yang canggih, lebih kokoh menggunakan ban ukuran 90/90-17 depan dan belakang, setuju enggak?
Menemani Suzuki Satria 120S, di tahun 1998 bulan Juli ISI merilis Satria dengan tambahan kopling tangan yang dinamai Suzuki Satria 120R.
Beda belum genap setahun peluncuran, ada yang menarik dari harga keduanya.
Saat dirilis tahun 1997, Suzuki Satria 120S dijual seharga Rp 4,9 juta, sementara Satria 120R dirilis pada 1998 harganya tembus Rp 10 juta OTR Jakarta.
Di tahun segitu kondisi ekonomi memang sedang labil-labilnya sih.
Baca Juga: Otojadul: Lebih Advance, Apa Aja Sih yang Beda dari RX-Z dengan RX-King?
Di luar itu, Suzuki Satria 120R upgrade-nya juga lumayan banyak sih.
Memang tampangnya tak beda dengan versi S 5-speed, bedanya pakai warna dan striping lebih sporti.
Tapi performanya naik berkat karburator lebih besar, 2 mm pakai Mikuni VM 20 SS, sehingga tenaganya menjadi 13,5 dk dan torsi 13,2 Nm.
Dan di Satria 120R sistem starternya hanya ada model engkol atau kick starter, sedangkan versi 120S lengkap ada elektrik dan engkol.
Makanya bobot yang 120R juga berkurang, dari versi S 102,5 kg, kini pada versi R jadi 100 kg saja.
Tester OTOMOTIF saja kala itu ngaku badan seperti 'ketnggalan' gara-gara akselerasi yang nampol, hahaha.
Evolusi Satria tak berhenti di situ.
Tahun 1999, Satria 120R kembali dirilis, kali ini dengan cakram di kedua rodanya.
Bodinya tak ada ubahan dari versi sebelumnya, tapi pakai warna yang lebih berani seperti kombinasi biru dan kuning, dan peleknya dilabur putih dengan cakram merah.
Tambahan ini makin membuat Satria bak motor balap jalan raya.
Area mesin tak ada ubahan alias sama persis dengan Satria 120R lawas.
Satu silinder 120 cc yang menghasilkan tenaga 13,5 dk dan torsi 13,2 Nm.
Baca Juga: Otojadul: Ingat Sama Fitur Kemanan Khas Kymco? Bisa Bikin Maling Bingung Lho
Edisi Terakhir
Tahun 2004 menandai kemunculan Satria dua tak generasi terakhir, sebelum nama Satria berubah menjadi sosok motor ayam jago bermesin 4-tak.
Suzuki Indonesia mengimpor Satria 120R dengan embel-embel LSCM atau yang lebih dikenal dengan julukan ‘Satria Hiu’ langsung dari Malaysia.
Satria Hiu memiliki bodi yang sama sekali beda.
Headlamp menyipit, bodi depan lebih ramping tapi bagian belakang tetap gendut, tampangnya kini jauh lebih sporti.
Menariknya versi ini juga dilengkapi takometer.
Mesin tetap, tapi tenaganya meningkat jadi 15 dk.
Transmisinya tetap kopling manual 6-percepatan.
Baca Juga: Otojadul: Sekarang Jadi Buruan, Ternyata Segini Harga Baru Yamaha RX King dan F1ZR di Tahun 2000
Peleknya model palang dicat hitam dan dilengkapi rem cakram di kedua roda.
Tahun 2005 menjadi tahun terakhir Satria 2-tak dijual di Indonesia, karena setelahnya klan Satria diteruskan oleh Satria F150 4-tak yang berkode FU.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR