"Tapi setelah tes pramusim, aku merasa sangat, sangat bagus dengan motornya," ungkap kakak Pol Espargaro ini.
"Kemudian Aprilia selama lockdown memberikan tawaran kontrak yang sangat bagus dan aku memutuskan bertahan untuk membuktikan bahwa kami bisa membawa motornya ke papan atas," jelasnya.
Sayangnya, harapan Aleix Espargaro tidak sesuai dengan apa yang dialaminya selama menjadi pembalap Aprilia.
"Sejak itu, aku sangat marah dengan musim ini, sangat marah, karena kami tak pernah bisa membuktikan bahwa motor ini bisa mendekati motor teratas dan masih banyak yang harus dilakukan," sambungnya.
"Tapi di Portugal, kau tak bisa punya pace bagus kalau motornya tidak bagus. Jadi ini masih jadi motor terburuk di grid. Tapi kami sangat-sangat dekat, jadi kupikir akan jadi krusial bagi kami. Tahun depan akan krusial. Untuk Aprilia dan aku sendiri, tahun depan kami harus bisa bertarung untuk top 6," ucap pembalap yang meraih 2 kali podium sejak debut di 2004 ini.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | autosport.com |
KOMENTAR