GridOto.com - Oli mesin sangat penting karena bertugas mengurangi gesekan dan meredam panas mesin.
Kandungan oli mesin yang baik maka akan menjaga performa mesin selalu baik.
Namun, Anda mesti waspada sama lumpur atau endapan kotoran atau bahasa bengkelnya sludge oli mesin.
"Sludge oli memang bisa terjadi pada mobil yang rata-rata berumur di atas 5 tahun atau jam terbang tinggi," buka Sen Sen, pemilik bengkel spesialis Senja Otomotive di Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.
Setidaknya ada 3 hal yang membuat sludge oli muncul.
Baca Juga: Oli Mesin Mobil Mengalami Penyusutan, Segini Batas Wajarnya Sob
1. Interval Ganti Oli
Karena alasan tidak sempat atau tarikan mesin yang masih enak membuat pemilik mobil malas ganti oli.
Menurut EnSen, umumnya pabrikan mobil di Indonesia menyarankan ganti oli dilakukan pada interval 5.000 kilometer.
"Namun, ada juga yang sering ganti oli bisa sampai 10.000 kilometer secara terus menerus," tambah Sen Sen.
Kebiasaan mengganti oli pada interval yang melewati anjuran pabrikan akan memunculkan sludge oli.
2. Kualitas Oli Mesin
Salah memilih spesifikasi oli mesin ternyata juga berpengaruh terhadap munculnya sludge oli.
Terlebih spesifikasi oli yang digunakan jauh di bawah yang sudah ditetapkan.
"Mungkin mau irit pengeluaran dengan oli yang biasa, tapi malah bikin sludge oli menumpuk," bebernya.
Jadi perhatikan kualitas oli mesin yang digunakan di mobil Anda agar terhindar dari sludge oli.
Baca Juga: Oli Mesin Aisin Terbaru Pakai Teknologi GreenTech+, Ini Kelebihannya
3. Aditif Oli Mesin
Di pasaran banyak dijual aditif atau treatment yang digunakan ke oli mesin.
Aditif ini biasanya digunakan saat memasukkan oli mesin baru.
"Aku enggak menyarankan pakai aditif oli karena belum tentu cocok dengan mesin mobil dan oli mesin yang digunakan itu sendiri," sebutnya.
Aditif tambahan bisa saja malah akan mempercepat munculnya sludge oli.
"Sebaiknya dihindari karena oli mesin sekarang ini juga sudah modern dan kualitas base oil dan aditif sudah bagus dan cocok ke mesin mobil," tutup Sen Sen.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR