Doddy pun menjelaskan, kalau kala itu, PLN sudah mulai mengembangkan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Jika bicara mobil listrik itu bukan bicara lagi hybrid, bukan lagi bicara plug-in hybrid tapi kita berbicara berbasis baterai," katanya lagi.
"Kami termasuk yang menjadi Pioneer waktu saya di PLN pusat, kami kerja sama dengan kang Dasep, igu rasanya sih yang pertama gitu ya," sambungnya.
Baca Juga: MotoGP Mandalika 2021 Didukung Penuh PLN, Kebutuhan Listriknya Dijamin Aman!
Doddy pun menjelaskan, kalau dari hasil kerjasama tersebut lahirlah sebuah mobil bernama Evina electric, dan sekarang masih berada di Museum Listrik Taman Mini Indonesia Indah.
"Jadi dari situ pula kemudian kami bersama-sama dengan para pemangku kepentingan mencoba, bagaimana sih sebetulnya telur dulu atau ayam dulu?," tutur Doddy.
Untuk itu, Doddy pun mengatakan kalau PLN harus menjadi Pioneer di dalam menyediakan infrastruktur bagi kendaraan listrik.
Karena, lanjut Doddy, orang selalu bicara kalau orang dengan cepat membandingkan mobil berteknologi listrik dengan mobil konvensional.
Baca Juga: Asyik Nih, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Ada di TangCity Mall Tangerang
"Kalau kita lihat pengalaman di negara-negara yang lain, memang tidak bisa direct three compact gitu ya. Maksudnya dari mulai rute, rencana perjalanan kemudian dari tujuan digunakan nya mobil listrik, itu totally different," sebut Doddy.
"Contoh misalnya kalo mobil listrik itu kita punya rutenya yang sudah teratur, misalnya dari rumah ke kantor mungkin ya, atau dari kantor kita mau ke cafe itu sebetulnya tidak ada masalah dalam soal charging," tukasnya.
Sebab, lanjutnya lagi, rata-rata sekarang charging mobil listrik itu sekali charge bisa menempuh jarak 150 Km, dan bisa lebih jauh lagi.
Oleh karena itu, masalah charging station sudah bukan menjadi persoalan bagi PLN.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR