Gelontoran fitur di KIA Sonet terlihat disasar buat menggoda konsumen.
Terlihat dari fitur-fitur yang dipilih memiliki daya guna lebih besar.
Ambil contoh wireless charging buat smartphone dan jok berpendingin. Cocok buat tipikal konsumen Indonesia.
Meski ada juga fitur yang dirasa kurang penting tak disertakan. Seperti pengaturan setir maju-mundur (teleskopik) dan elemen antikabut di kaca belakang.
Di tengah sentimen negatif sebagian kalangan terhadap mobil-mobil merek Jepang yang menyunat fitur, jelas KIA Sonet terlihat keren.
Pabrikan kedua Korea merupakan induk KIA yaitu Hyundai.
Ceritanya nyaris sama yaitu usai berpindah keagenan di Indonesia. Bedanya Hyundai langsung merilis dua mobil full elektrik sekaligus.
Hyundai Ioniq Electric dan Hyundai Kona Electric dijual di harga Rp 624,8 juta dan Rp 664,8 juta.
Keduanya sekaligus menandai kiprah pertama mobil listrik (full battery electric vehicle) dengan harga terjangkau.
Kita tahu sebelumnya sudah ada BMW i3 atau Tesla yang dijual importir umum. Namun keduanya dijual miliaran rupiah.
Hyundai memungkinkan lebih banyak konsumen dapat merasakan memiliki mobil full listrik.
Dipilihnya Hyundai Ioniq Electric dan Hyundai Kona Electric rupanya jadi strategi Hyundai di Indonesia.
Mereka ingin menjadi pelopor, produsen dan pemain utama mobil elektrik. Bahkan bukan hanya di Indonesia namun juga di kawasan ASEAN.
Editor | : | Bimo Aribowo |
KOMENTAR