Cara menghadapinya adalah memastikan sistem pemasukan udara tidak masuk air dan memahami ketinggian lubang hisap udara ke mesin agar melakukan langkah pencegahan jika ada aliran air dalam jumlah besar ke daerah lubang hisap udara.
Nah di luar risiko ke motor, buat bikernya juga berisiko hipotermia yaitu kondisi tubuh yang mengalami penurunan suhu drastis. Penyebabnya menggunakan pakaian basah dalam jangka waktu lama dan kondisi basah dilingkungan berangin.
Cara menghindarinya adalah selalu gunakan perlengkapan berkendara, gunakan jaket tebal dan sarung tangan yang cocok untuk udara dingin dan basah saat berada di lingkungan pegunungan serta gunakan jas hujan yang aman saat berkendara kondisi hujan.
Lalu jangan dikira kalau riding hujan-hujanan dan kebasahan enggak bisa dehidrasi.
Biasanya dehidurasi ini karena pakai jas hujan yang tidak sesuai sehingga badan jadi kepanasan dan berkeringat secara berlebihan.
Mengatasinya tentu mencari jas hujan dengan sirkulasi udara yang baik, berbahan nyaman dan tidak gerah serta ukuran yang sesuai.
Lalu yang paling enggak diduga adalah risiko ke mata biker yaitu ulkus kornea.
Kondisi ini adalah luka pada bagian kornea mata yang menyebabkan mata sakit dan memerah atau terasa ada yang mengganjal.
Penyebabnya adalah air hujan yang mengandung bakteri atau garam dan langsung kontak ke mata.
Jadi jangan sok kuat deh hujan-hujanan tapi kaca helm dibuka, sebab selain bikin mudah kehilangan konsentrasi karena mata 'ketusuk' air hujan, bisa bikin kena ulkus kornea!
Dengan mengetahui adanya resiko tersebut, harapannya pengendara sepeda motor dapat meminimalisir adanya potensi kecelakaan saat berkendara di kala hujan.
“Yang terpenting, selalu bekali diri sendiri dengan perlengkapan berkendara lengkap supaya selalu cari aman dalam berbagai kondisi berkendara,” tutup Oke.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Astra Motor Jateng |
KOMENTAR