Berkat keterampilannya, Ajum kini bisa menyewa kios yang lebih luas, serta memberdayakan belasan pekerja di bengkelnya.
"Selama 20 tahun, yang pernah kerja sama saya itu ada 11 orang. Kebanyakan pekerja saya di sini untuk belajar dan setelah mampu, mereka buka bengkel jok sendiri. Untuk kios juga saya pindah ke tempat yang lebih besar ukuran 60 meter persegi," imbuhnya.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan Jangan Biarkan Jok Motor Robek Biarpun Sedikit
"Tapi kalau pekerja di tempat saya ini cuma ada 1 orang. Jadi, 1 orang keluar nanti 1 orang lagi masuk. Kebanyakan yang kerja di sini juga sama kayak saya, karena rata-rata pendidikannya enggak tinggi," tambah Ajum.
Ajum menambahkan, tantangan dan hambatan selalu ia hadapi dalam menjalankan usaha bengkel jok miliknya.
"Keluh kesah selama usaha sih hampir enggak ada, paling awal usaha dulu belum punya pelanggan. Waktu itu 3 hari saya enggak ada pemasukan sama sekali dan uang buat makan saja susah," kenangnya.
"Tapi saya bisa maju karena prinsip saya harus sama-sama menguntungkan baik ke pelanggan atau sesama pengusaha jok. Paling tantangan usaha ya harus siap menerima pesanan dan juga tetap mengutamakan kualitas untuk memuaskan pelanggan," katanya lagi.
Selama membuka usaha, Ajum dapat meraup keuntungan puluhan juta rupiah dalam waktu sebulan.
Baca Juga: Jangan Cuma Kejar Tampilan, Perhatikan Ini Saat Modifikasi Jok Motor
"Omzet seminggu rata-rata bisa Rp 4 juta, kalau sebulan bisa Rp 15 jutaan. Kalau dihitung omzetnya setahun bisa Rp 180 jutaan," ungkapnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR