Nino menyebut, saat awal membuka bengkel dirinya hanya punya penghasilan yang bisa dibilang pas-pasan.
"Setelah Oktober 2019 saya buka bengkel dengan modal Rp 100 jutaan, waktu itu cuma punya pegawai 1 dan pelanggan masih sepi, paling sebulan cuma masuk 1 motor. Pendapatan juga masih Rp 5 jutaan, itu cuma cukup buat bayar pegawai dan operasional saja," sebutnya.
Namun kondisi tersebut tak membuat Nino patah semangat dalam menjalankan usahanya.
"Setelah putar otak akhirnya saya coba jual Kaisar Ruby V250 bekas, terima kredit motor dari SM Sport dan menyanggupi permintaan custom yang terbilang detail dan belum pernah digarap builder lain. Akhirnya dari promosi mulut ke mulut, di sosmed dan dibantu media juga, kini bengkel jadi ramai," katanya.
Baca Juga: Kaisar Ruby Custom Jadi Indian Chief Habis Rp 80 Juta, Owner Puas Harga Bukan Masalah
"Sekarang pelanggan ada yang datang dari Banjarmasin, itu custom motor Ketua Benelii Owner Indonesia (BOI), Medan, sampai ujung Sumatera, Palopo di Sulawesi, Kupang dan daerah lain di Nusantara," tambah Nino.
Pria yang hobi di bidang musik ini juga menerangkan, perjalanan dari nol sampai pahit getir dalam usaha bengkel custom pernah ia rasakan.
"Selama perjalanan buka Karat Garage di tanah seluas 250 meter persegi ini, berbagai pengalaman pahit sudah dirasakan kayak menghadapi pelanggan dan tantangan custom. Kini Alhamdulillah pegawai sudah ada 5 orang, penghasilan per bulan juga meningkat sampai rata-rata Rp 30 juta sampai Rp 50 juta," terang Nino.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR