GridOto.com - Peredam kejut (shock absorber) atau populer disebur sokbreker dapat dibedakan dari daya redaman yang dihasilkan dan jenis media pengisinya.
Kedua hal inilah yang menentukan karakter peredam kejut alias sokbreker.
Ada sokbreker yang keras dan ada yang empuk.
Peredam kejut yang keras akan menambah kestabilan mengemudi, tapi mengurangi kenyamanan berkendara.
Sebaliknya yang empuk memang memberi kenyamanan di jalan rusak, tapi mobil jadi kurang stabil khususnya saat melibas tikungan.
Baca Juga: Bukan Ulah Impostor, Ini yang Bikin Sokbreker Mobil Bisa Mati
Dari gaya redaman yang dihasilkan, peredam kejut dibedakan menjadi single action dan double action.
1. Single action
Pada tipe ini, gaya redam hanya ada pada langkah memanjang (rebound stroke) yang terjadi saat roda melewati lubang.
Peredam kejut ini terasa lebih empuk ketika melewati polisi tidur atau gundukan.
Namun, di jalan menikung yang bergelombang cenderung kurang stabil.
Baca Juga: Mulai Musim Hujan, Awas Sokbreker Mobil Bisa Rusak Cuma Gara-gara Ini
2. Double action
Gaya redam terjadi pada langkah memanjang dan langkah memendek (compression stroke).
Langkah memendek terjadi ketika roda menginjak sesuatu yang menonjol seperti polisi tidur.
Pada bantingan suspensi dengan sokbreker tipe ini memang terasa keras, tapi di
tikungan atau jalan bergelombang lebih stabil.
Sementara itu dari jenis media pengisinya, sokbreker terbagi menjadi dua golongan, yaitu oli dan gas.
Baca Juga: Gara-gara Hal Sepele ini Usia Pakai Sokbreker Mobil Bisa Lebih Pendek
1. Oli
Dengan menggunakan fluida, tabung bagian dalam pada peredam kejut terisi penuh oleh oli.
Sedangkan tabung bagian luar hanya diisi oli sebagian saja.
Peredam kejut tipe oli ini sering digunakan sebagai komponen standar di mobil-mobil pada umumnya.
Baca Juga: Sokbreker Bocor Ganti Baru atau Servis? Ini Kata Bengkel Spesialis
2. Gas
Pada tipe gas, tabung bagian dalam masih terisi penuh dengan oli.
Bedanya, tabung bagian luar berisi oli dan gas bertekanan.
Dengan adanya gas bertekanan, oli akan tetap konstan dan bisa mencegah terjadinya busa atau gelembung udara.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR