"Kalau sudah ada teknologi ABS dan lainnya cukup tekan pedal rem dan dibarengi dengan kontrol kemudi agar tidak terjadi tabrakan depan," ucap Adrianto Sugiarto Wiyono, Dosen Transportasi Politeknik APP Jakarta yang juga Senior Instructor Indonesia Defensive Driving Centre (IDDC).
Untuk mobil yang belum mengadopsi ABS bisa lakukan teknik pulse braking atau threshold braking.
"Kedua teknik ini bertujuan untuk mencegah roda kendaraan terkunci yang menyebabkan mobil tidak dapat dikendalikan," tambahnya.
Baca Juga: Street Manners : Ini Efek Setel Lampu Utama Mobil Terlalu Tinggi
2. Engine Brake
Pada mobil dengan transmisi manual memiliki kelebihan yakni adanya engine brake untuk membantu mengurangi kecepatan mobil.
Engine brake ini dihasilkan dari perpindahan gigi perseneling ke posisi yang lebih rendah.
"Mobil transmisi manual saat keadaan darurat, bila rem kurang bisa mengurangi kecepatan bisa dibantu dengan engine brake," sebut Adrianto.
Menurunkan gigi persneling juga harus dilakukan satu persatu alias bertahap seiring berkurangnya kecepatan (dari 5 ke 4, 3, 2, dan 1).
Kalau di transmisi matik bisa dari D ke D3, D2, dan terakhir L.
Baca Juga: Street Manners: Kenali Bahaya Gejala Power Skids dan Cara Mengatasinya
3. Benturkan ke Objek Statis
Pengereman saat darurat bila sudah dilakukan secara maksimal tapi kecepatan mobil masih cukup tinggi ada cara lain untuk mengurangi laju mobil.
"Kalau memang benar-benar sangat darurat benturkan saja mobil ke objek statis seperti pagar jalanan, jalan tanah atau gundukan pasir yang ada samping kiri-atau kanan jalan," ungkap Jusri Pulubuhu.
"Namun, jangan langsung ditabrakkan bagian depan, tapi digesekkan bagian samping mobil, cara ini cukup ampuh menggurangi kecepatan mobil," bebernya.
Walau nanti mobil dalam keadaan rusak setidaknya bisa menyelamatkan penumpang yang ada di dalam mobil.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR