Baca Juga: Ada Mesin Bakar dan Motor Listrik, Mengapa e-Power Nissan Tak Bisa Dibilang Hybrid?
“Sistem e-POWER sendiri terdiri dari baterai output tinggi dan unit penggerak yang terintegrasi dengan mesin bensin, generator listrik, inverter, dan motor listrik,” jelas Wakita-san.
Berbeda dengan hybrid konvensional, mesin bensin yang terdapat dalam sistem e-POWER tidak tersambung sama sekali dengan roda penggerak.
Artinya, mesin bensin 1.200 cc tiga silinder yang terdapat dalam Nissan Kicks e-POWER hanya berfungsi untuk mengisi ulang baterai yang tersemat di Compact SUV tersebut layaknya genset.
“Tapi tidak seperti mobil listrik full EV, sumber daya dari mobil e-POWER tidak terbatas hanya baterai, tapi ditambah juga oleh mesin bensin tadi,” lanjutnya.
Baca Juga: Teknologi e-Power di Nissan Note, Apa Bedanya dengan Mesin Hybrid?
Jadi bisa dibilang, teknologi e-POWER dari Nissan ini berada di antara sistem hybrid dan mobil listrik full EV.
Mengingat sebaran stasiun pengisian listrik umum yang belum banyak bahkan di kota besar seperti Jakarta, rasanya teknologi e-POWER ini akan lebih praktis terutama bagi mereka yang penasaran dengan mobil listrik.
Pasalnya, teknologi e-POWER bisa memberikan sensasi berkendara layaknya sebuah kendaraan listrik seperti torsi besar yang responsif dan akselerasi yang lebih halus.
Kabin mobil berteknologi e-POWER juga lebih hening, karena mesin bensin yang terintegrasi dalam teknologi tersebut selalu bekerja pada titik yang paling efisien.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR