Ia menuturkan, Green Diesel D100 yang memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan bakunya, memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi.
"Dengan melimpahnya sawit di indonesia, produksi D100 ini akan menekan defisit impor bahan bakar minyak dari luar negeri sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Nicke.
Selain D100, Pertamina juga telah berhasil melakukan uji coba produksi Green Gasoline (bensin) di Kilang Plaju serta Cilacap, Jawa tengah sejak 2019.
Nicke menambahkan, uji coba produksi Green Gasoline dinilai menjadi kemajuan besar untuk Indonesia dalam bidang energi.
Baca Juga: Biodiesel B30 Berpotensi Mengandung Air, Begini Penjelasan dari Pakar
"Mengolah minyak sawit menjadi Green Diesel sebenarnya sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan lain di dunia, namun mengolah minyak sawit menjadi Green Gasoline dalam skala operasional baru pertama kali dilakukan di dunia dan Pertamina," tambahnya.
Sekadar informasi, uji coba produksi D100 sudah dilakukan di kilang Dumai sejak 2014, tahapannya mulai dari melakukan injeksi minyak sawit jenis Refined, Bleached & Deodorized Palm Oil (RBDPO).
Setelah itu, Pertamina mendapat injeksi sebesar 7,5 persen RBDPO pada Desember 2014, kemudian 12,5 persen pada Maret 2019, dan terakhir 100 persen pada Juli 2020.
D100 juga merupakan hasil kerjasama Pertamina dengan para peneliti ITB untuk memproduksi katalis merah putih sebagai komponen utamanya.
Baca Juga: Pertamina Mengklaim Targetkan BBM Satu Harga di 83 Wilayah Tertinggal
Apalagi diesel ramah lingkungan tersebut, diyakini akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani per-harinya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR