GridOto.com - Sebuah Isuzu Elf menabrak dinding tebing di Jalan Kemuning-Jenawi tepatnya di Dukuh Secepit, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar pada Minggu (9/8/2020) pukul 20.50 WIB.
Isuzu Elf tiu diketahui tengah menjemput rombongan pendaki Gunung Lawu yang hendak kembali ke Jakarta.
Melansir Tribunjateng.com, Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Maulana Ozar menyebutkan, Isuzu Elf tersebut mengalami pecah ban.
Hal tersebut yang menyebabkan minibus oleng hingga menabrak dinding tebing.
Baca Juga: Gara-gara Ban Pecah, Isuzu Elf Tabrak Tebing Gagal Antar Pendaki Pulang, Begini Nasib Penumpang
Kejadian ini menyebabkan dua orang luka-luka dan satu orang meninggal dunia.
Peristiwa pecah ban sering menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas.
Pasalnya saat pecah ban mobil menjadi sulit untuk dikendalikan serta tidak dapat diprediksi arah lajunya.
Lantas apa saja yang dapat menyebabkan ban mobil pecah?
Baca Juga: Bos Tim Mercedes Tuding Serpihan Karbon Jadi Biang Keladi Drama Pecah Ban di F1 Inggris
1. Tekanan angin ban kurang
Berlawanan dengan anggapan yang beredar bahwa ban dapat meledak akibat tekanan berlebih, tekanan angin ban yang kurang justru yang menjadi penyebab utama pecah ban.
Saat tekanan angin kurang, dinding ban akan jadi lebih sering bergerak apalagi dalam kondisi kecepatan tinggi.
Akibatnya, kawat baja dalam konstruksi ban dapat putus dan menyebabkan pecah ban.
Baca Juga: Pirelli Ungkap Penyebab Insiden Pecah Ban di Balapan F1 Inggris 2020
2. Membentur lubang di jalan
Selain suspensi, ban juga turut andil dalam meredam tekanan yang diberikan ketika roda menghantam lubang jalan.
Dalam kecepatan tinggi, tekanan yang diberikan pada ban dapat membuat putusnya kawat baja pada ban yang berakibat "ban benjol", baik pada dinding maupun telapak ban.
Bila hal ini yang terjadi, maka potensi ban pecah semakin besar dan dapat terjadi sewaktu-waktu.
Ban dengan kerusakan seperti ini tidak dapat diperbaiki dan harus diganti dengan yang baru.
3. Tambalan ban yang tidak tepat
Teknik tambal ban model tusuk atau string tubeless biasanya akan memperbesar lubang bocor, sehingga menyebabkan serat baja pada konstruksi di dalam ban terputus.
Seiring berjalannya waktu, kotoran jalanan dan air akan membuat konstruksi serat baja ini mengalami korosi.
Kondisi ini akan memudahkan ban kehilangan tekanan angin secara tiba-tiba atau mengalami pecah ban ketika dipacu dalam kecepatan tinggi dan dalam waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Ternyata Ban Eco Punya Kandungan Kaca, Tujuannya untuk Apa Ya?
4. Kerikil yang terjebak di telapak ban
Alur pada tapak ban seringkali disusupi oleh kerikil, terutama pada ban yang memiliki pola halus dan rapat.
Namun, jika hal ini dibiarkan justru dapat melukai ban dan membuat korosi timbul pada serat baja di dalam ban.
Makanya membersihkan kerikil atau benda lainnya di sela-sela alur ban perlu dilakukan secara rutin.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tribunjateng.com |
KOMENTAR