GridOto.com - BMW Motorrad Indonesia belum lama ini kembali menambah lini produknya, dengan menghadirkan BMW F 900 R.
Motor naked bike ini sebelumnya dikenalkan secara global di EICMA 2019 akhir tahun lalu yang berlangsung di Milan, Italia.
Kehadiran motor ini cukup bikin gerah sesama brand Eropa untuk naked bike medium, karena harganya paling ramah kantong.
(Baca Juga: BMW Kenalkan F 900 R, Naked Bike Canggih Seharga Rp 380 Juta)
Motor ini dijual dengan banderol Rp 380 juta off the road DKI Jakarta. On the road tambah 15 % jadi Rp 437 juta.
Bandingkan dengan Ducati Monster 821 yang dijual Rp 484 juta dan Aprilia Shiver 900 Rp 560 juta (on the road) Jakarta.
Lantas dengan harga tersebut, seperti apa sih sosok BMW F 900 R ini?
Desain
Motor ini tampil gagah layaknya sebuah naked bike. Dilihat dari samping motor ini terlihat padat di depan, namun ramping di belakang.
Ini memberikan kesan bull dog style, yang membuat motor nampak agresif dan berotor jika dilihat dari depan.
Lampu depan modern dengan teknologi LED, begitu juga pada DRL yang sudah LED. Nyala DRL sendiri sangat manis mengisi ruang lampu.
(Baca Juga: Ganti Warna dan Pakai Tail Tidy, BMW F 900 R Jadi Makin Stylish)
Bagian tangki terlihat besar dengan banyak lekukan, dipadu shroud berdesain tajam yang menutupi tiap sisi radiator.
Seperti halnya sebuah motor naked bike, area mesin dibiarkan terbuka. Mesin 2 silinder segaris nampak penuh mengisi bagian bawah motor.
Kemudian jok motor pakai model berundak dan menjadi satu antara pengendara dan pembonceng.
Buritan nampak pendek dikawal behel model tanduk yang memberi kesan sporty.
Sepakbor belakang menjulur jauh untuk menutupi area atas roda belakang, supaya kotoran tak gampang mengenai pembonceng.
Perangkat lampu belakang menempel tepat di ujung sepakbor dengan sepasang lampu sein ditiap sisinya.
(Baca Juga: Peluncuran BMW F 900 R di Filipina Terpaksa Ditunda, Ngintip Motornya Dulu Yuk)
Fitur dan Teknologi
Beragam teknologi canggih dan kekinian dipasangkan pada F 900 R. Tentunya supaya tak kalah saing dengan kompetitornya.
Mulai dari spidometer TFT dengan fitur Connectivity yang jadi standar motor BMW keluaran baru.
Fitur ini memungkinkan motor terhubung dengan smartphone pengendara. Pengaturannya pakai multi controller di setang sebelah kiri.
Kemudian lampu-lampu seluruhnya sudah pakai LED. Malah lampu depan dijejali Adaptive Cornering Light yang bisa membantu menerangi sudut tikungan.
'Fitur ini aktif jika motor melaju lebih dari 10 km/jam dan sudut kemiringan lebih dari 10 derajat," kata Putra, Product Knowledge BMW Motorrad Indonesia.
(Baca Juga: BMW R nineT Urban G/S Jadi Street Tracker Hasil Garapan VTR Customs)
Kemudian ada Keyless Ride, Gear Shift Assistant, Automatic Stability Control, Dynamic Traction Control, Dynamic Brake Control, Slipper Clutch dan Drag Torque Control.
Tangki bahan bakar tergolong besar, yakni mencapai 13 liter dengan cadangan 3,5 liter. Cukuplah untuk riding antar kota.
Kemudian bagian sasis, pakai model steel bridge yang terintegrasi dengan mesin dan menjadikan mesin sebagai salah satu tumpuan beban.
Kaki-kaki depan mengandalkan suspensi upside down dengan travel 135 mm dikawal steering damper untuk menjaga kestabilan motor.
Pelek depan pakai lebar 3,5 inci dibalut ban ukuran 120/70-17, dengan rem cakram ganda semi floating 320 mm 4 piston radial.
Lalu kaki-kaki belakang andalkan suspensi monosok elektronik Dynamic ESA yang diatur keras lembut dengan menekan tombol, atau bisa disetel otomatis.
Sementara pelek belakang usung lebar 5,5 inci terbungkus ban 180/55-17, dengan kawalan rem cakram 265 mm kaliper 1 piston. Tentunya ABS sudah jadi standar.
(Baca Juga: Harganya Kini Tembus Rp 500 Jutaan, Apa Saja Kecanggihan BMW F 750 GS?)
Riding Position
Biar tampilannya terlihat gahar dan besar, ternyata saat dinaiki tergolong ramah untuk postur orang Indonesia, dengan tinggi 172 cm.
Kaki masih bisa menapak dengan nyaman berkat tinggi jok 815 mm. Hal ini ditolong sudut menyempit di ujung jok dan tangki bahan bakar.
Posisi setang yang tinggi dan menekuk ke arah pengendara terasa nyaman, posisi punggung pun tegap dan rileks.
Pengaturan letak pijakan kaki juga pas, membuat kaki menekuk nyaman. Enggak terlalu maju atau terlalu mundur. Tapi posisinya agak tinggi ya.
Busa jok model berundak terasa ngepas dan saat riding sendiri, bagian jok belakang bisa ditutup pakai cover.
(Baca Juga: Test Ride BMW F 750 GS, Moge Adventure Entry Level Dengan Fitur Berjubel)
Mesin
Jika kompetitornya ada yang pakai mesin L-Twin dan V-Twin, maka BMW F 900 R ini menggunakan mesin berkonfigurasi 2 silinder segaris.
Spesifikasi lengkapnya 2 silinder segaris, DOHC 8 katup pendingin cairan. Pasokan bahan bakar pastinya sudah injeksi.
Kapasitas mesinnya 895 cc dengan paduan piston 86 mm dan langkah piston 77 mm.
Muntahan tenaganya mencapai 104 dk @ 8.750 rpm dan torsi 92 Nm @ 6.500 rpm. Suara mesinnya terdengar ngebass dan dalam.
Untuk mengatur output tenaga dan torsi mesin, BMW membekali 4 buah riding mode yakin Rain, Road, Dynamic dan Dynamic Pro.
(Baca Juga: Lampu DRL BMW F 750 GS Bisa Diseting Mati - Nyala, Begini Caranya)
Kesimpulan
Dengan harga yang relatif lebih murah dari para pesaing sesama merek Eropa, BMW F 900 R bisa dibilang medium naked bike paling modern.
Penggunaan lampu-lampu yang sudah LED, spidometer TFT serta suspensi Dynamic ESA jadi fitur andalannya.
Tinggal merasakan impresi berkendaranya nih, semoga kami bisa segera mencobanya langsung ya.
Spesifikasi BMW F 900 R
Dimensi
PxLxT : 2.140 x 1.130 x 815 mm
Sumbu roda : 1.518 mm
Tinggi jok : 815 mm
Kapasitas tangki : 13 liter
Berat basah : 211 kg
Mesin
Tipe : 4-tak, inline 2, DOHC 8 valve, pendingin cairan
diameter x langkah : 86 x 77 mm
kapasitas mesin : 895 cc
Rasio kompresi : 13,1 : 1
Transmisi : manual 6 speed
Tenaga maksimal : 105 dk @ 8.500 rpm
Torsi maksimal : 92 Nm @ 6.500 rpm
Kaki-Kaki Depan
Suspensi : upside down adjustable
Pelek : 3.50" x 17"
Ban : 120/70-R17
Rem : Cakram ganda, kaliper 4 piston
Kaki-Kaki Belakang
Suspensi : Monosok, Dynamic ESA
Pelek : 5.50" x 17"
Ban : 180/55-R17
Rem : Cakram tunggal, kaliper 1 piston
Harga : Rp 380 juta (off the road)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR