Oleh karena itu, jika Jalan Jakarta harus ditutup maka jangka waktu penutupannya tidak boleh terlalu lama.
"Harusnya kontraktor mempercepat proses pembangunan. Kalau bisa pengerjaannya 24 jam sehari," ujar Sony.
Sony menambahkan, para penentu kebijakan tingkat kota dan provinsi seharusnya mulai berpikir ulang untuk menggarap proyek yang mengganggu kelancaran lalu lintas.
"Bisa dibayangkan kalau Jalan Jakarta tutup hanya untuk proses pembangunan, itu berapa lama akan ditutup? Dua tahun?," tutur Sony.
Baca Juga: Banyak Warga Luar Bandung Berkerumun, Akses Masuk Kota Bandung Bakal Ditutup
Secara terpisah, Kasatlantas Polresta Bandung, Kompol Bayu Catur Prabowo menjelaskan, berbagai upaya sudah dilakukan pihaknya untuk mengurangi kemacetan akibat penutupan Jalan Jakarta, salah satunya dengan memberlakukan arus dua arah di wilayah Cicadas.
"Nanti di Jalan Ibrahin Adjie-Jalan Ahmad Yani disekat jadi dua lajur. Dari arah Timur nanti lurus ke arah Kosambi melewati perempatan Jalan Jakarta-Supratman. Karena kalau belok ke kanan ke arah Jalan Supratman sudah ditutup total," terang Bayu.
Bayu meyakini, pengaturan rekayasa lalu lintas ini akan memecah kepadatan kendaraan dari arah Timur ke Barat.
"Tapi untuk sore hari, Jalan Ahmad Yani Cicadas berlaku normal kembali. Rencananya akan diberlakukan per 1 Agustus (2020)," pungkas Bayu.
Artikel ini telah tayang di Tribunjabar.id dengan judul Rencana Penutupan Jalan Jakarta Dikritik, "Sistem Jaringan Lalu Lintas di Bandung Berbentuk Ranjau"
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Tribunjabar.id |
KOMENTAR