Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Mitos Atau Fakta? Gonta-ganti Merek BBM Punya Efek Buruk Buat Mesin Kendaraan

Muhammad Rizqi Pradana - Sabtu, 11 Juli 2020 | 21:39 WIB
Ilustrasi isi bensin motor. Ternyata Bensin yang Didiamkan di Tangki Motor Dalam Waktu Lama Bisa Basi
Dok. GridOto
Ilustrasi isi bensin motor. Ternyata Bensin yang Didiamkan di Tangki Motor Dalam Waktu Lama Bisa Basi

GridOto.com - Pengguna kendaraan bermotor di Indonesia punya banyak pertimbangan dalam memilih pemasok atau merek bahan bakar minyak yang mereka gunakan.

Makanya gonta-ganti merek BBM tidak jarang ditemukan, terutama karena alasan ketersediaan dan harga.

Tapi, perilaku tersebut ternyata dapat berakibat buruk pada performa mesin dalam jangka panjang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Tri Yuswidjajanto, selaku Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Ngovi berjudul 'Q&A Mitos dan Fakta Bensin dan BBM Diesel' yang berlangsung Sabtu (11/7/2020) sore tadi.

Baca Juga: 4 Mitos Seputar Pengisian BBM di SPBU, Ternyata Begini Loh Faktanya

“Karena meskipun semua merek BBM memenuhi spesifikasi yang ditetapkan Ditjen Migas (Minyak dan Gas Bumi), kandungan senyawa kimia yang ada di dalam BBM masing-masing merek pasti berbeda,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, tiap produsen BBM memiliki campuran senyawa seperti olefin, benzena, serta zat adiktif dengan sifat yang berbeda-beda dari satu sama lain.

Ngovi kali ini akan menguak mitos dan fakta seputar BBM besama ahlinya, Prof. Tri Yuswidjajanto.
Otomotif Group
Ngovi kali ini akan menguak mitos dan fakta seputar BBM besama ahlinya, Prof. Tri Yuswidjajanto.

Masing-masing komposisi tersebut sedikit banyak memiliki efek yang berbeda terhadap  karakteristik pengoperasian mesin tersebut, terutama soal pembakaran.

Misalnya, jika merek bensin yang biasa kita pakai memiliki zat aditif deterjen yang baik kemudian kita mengganti dengan merek yang tidak memiliki hal tersebut, periode pembentukan kerak di mesin pasti akan berbeda dengan biasanya, dalam hal ini semakin cepat.

Baca Juga: Mobil Jarang Dipakai, Apakah Bensin di dalam Tangki Bisa Basi?

“Pembentukan kerak inilah yang dapat berefek pada karakteristik pengoperasian mesin tersebut, karena performanya bisa turun,” jelas pria yang akrab disapa Prof. Yus itu.

“Kalau si pengendara mencoba untuk memacu kendaraannya seperti biasa dengan keadaan tersebut, otomatis ia akan membejek gas lebih dalam,” imbuhnya.

Hasilnya adalah konsumsi BBM yang lebih tinggi, yang sendirinya akan berakibat pada emisi gas buang yang lebih tinggi juga.

“Oleh karena itu, gonta-ganti merek BBM sebisa mungkin dihindari untuk menjaga mesin bekerja secara konsisten dan menghindari emisi yang tinggi,” pungkasnya.

 

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Lapor Istri Dulu, Kalau Pajak Jadi Naik Harga Mobil Baru Jadi Segini

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa