GridOto.com - Modifikasi Kawasaki Ninja 150 RR kini kembali diganderungi dan tampil dengan beragam gaya modifikasi yang cenderung berbau racing atau sporty.
Namun hal ini jelas tidak berlaku pada modifikasi Kawasaki Ninja 150 RR merah ini yang berubah total menjadi motor berkonsep flat tracker!
Modifikasi Kawasaki Ninja 150 RR jadi flat tracker ini ialah ulah Dapur Klasik 76, salah satu workshop di bilangan Kramat Jati, Jakarta Timur. Konsepnya simpel bikin flat tracker minimalis namun punya performa galak.
Biar enggak penasaran, yuk intip detail modifikasi flat tracker berbasis Kawasaki Ninja 150 RR yang sudah hilang aura sport bikenya ini sob!
Jarwo, selaku owner sekaligus builder dari workshop ini menerima 'tantangan' khusus dari customernya untuk merombak total Kawasaki Ninja 150 RR ini berganti konsep dari sport bike ke flat tracker.
"Jadi yang pertama dia kan modelnya sport fairing gitu, nah yang punya mulai bosan dan capek. Akhirnya saya tanya suka konsep apa ke beliau, dan flat tracker lah yang dipilih," buka Jarwo.
Sektor paling pertama adalah merombak rangka utama di motor ini sob, karena konsep flat tracker yang dipilih mau enggak mau harus mau membabat rangka bagian belakang.
"Untuk rangka itu, bagian mid frame enggak kita ubah sama sekali. Tapi sub frame ke belakang jelas kita babat habis mas. Kita buat sub frame baru karena mengincar konsep flat tracker," tukas Jarwo.
Bodyworks sendiri juga diperhatikan seksama oleh Jarwo, karena konstruksi rangka Ninja 150 RR ini lumayan agak rumit jika ingin dirombak menjadi motor custom beraliran flat tracker sob.
"Karena bagian rangka tengah itu kan agak nungging ya mas. Ya karena motor sport fairing gitu, makanya untuk pembuatan tangki custom itu agak sulit, saya musti mengukur benar-benar kemiringan dan sudut buat si tangki ini," ujar Jarwo.
"Untuk bodyworks sendiri kita pakai plat galvanis di tangki, cover headlamp, hornet belakang, sampai side number plate mas. Finishing diwarnai merah dengan aksen list hitam dan putih hehe," tukasnya.
Bagian yang spesial yaitu kaki-kaki, pemakaian ban bertapak ala dual purpose menjadi hal yang wajib di motor berkonsep flat tracker, termasuk di Ninja 150 RR ini.
"Ohya sama sokbreaker depan saya ganti pakai upside down dari Scarlet mas," kata Jarwo.
"Pengeremannya masih pakai bawaan Ninja 150 RR nya mas karena lumayan mumpuni, jadi ngga perlu diganti kaliper atau discbrakenya," lanjut Jarwo.
Sektor kemudi juga berubah total, enggak lagi pakai setang menunduk ala sport fairing lagi.
"Bagian kemudi itu setang saya ganti pakai model fatbar karena sesuai dengan konsep flat tracker. Lalu speedometer pakai digital aftermarket sama master rem dan kopling KTC," ucap Jarwo.
"Kalau bagian headlamp sengaja kita pakai cover plate number biar aura flat trackernya makin muncul. Urusan penerangannya kita pakaikan dua buah LED foglamp daymaker mas," lanjutnya.
Tidak mau meninggalkan identitas sebagai motor 2 tak, bagian knalpot juga diganti agar suaranya tetap 'khas' ketika tuas gas dibuka.
"Knalpot itu pakai produk lokal mas, pakai WRC itu. Lumayan suaranya kalau 2 tak mah hehe," tukas Jarwo.
Sisanya, stoplamp LED terpasang di bawah buritan hornet, dan juga jok custom menjadi finishing di motor bertenaga bengis ini.
Wah siapa yang mengira ya sob Kawasaki Ninja 150 RR ini bisa dirombak menjadi motor custom beraliran flat tracker gini?
DATA MODIFIKASI
Motor: Kawasaki Ninja 150 RR
Konsep: Flat tracker
Frame: Ubahan di bagian sub frame belakang
Body: Custom handmade
Shockbreaker: Upside down Scarlet (depan), original (belakang)
Pelek: Sprint XD, 2.50 x 17 (depan) dan 3.00 x 17 (belakang)
Ban: Swallow SB117, 100/70-17 (depan) dan 120/70-17 (belakang)
Stang: Custom aftermarket
Speedmoter: Digital aftermarket
Master rem: KTC
Handle kopling: KTC
Headlamp: LED foglamp daymaker
Spion: Bar end aftermarket
Jok: Custom
Stoplamp: LED 3 in 1 aftermarket
Knalpot: WRC
Dapur Klasik 76 Custom, Instagram: @dapurklasik76, Jl. Gotong royong Gg. Naca, RT.12/RW.4, Dukuh, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13550, 0895359668087
Editor | : | Ivan Casagrande Momot |
KOMENTAR