GridOto.com – Busi merupakan komponen yang vital dalam sistem pengapian mobil.
Busi bertugas untuk menghasilkan percikan agar proses pembakaran dapat terjadi dalam silinder mesin.
Percikan tersebut muncul dari arus listrik bertegangan tinggi yang melewati jarak (gap) elektroda busi.
Namun, untuk dapat bekerja dengan baik, jarak elektroda busi haruslah sesuai, tidak boleh terlalu renggang ataupun terlalu dekat.
Samsudin, National Technical Advisor Astra Peugeot, menjelaskan kepada GridOto.com (2/7) pada umumnya jarak elektroda busi berada di antara 0,6 sampai 0,8 mm.
(Baca Juga: Pilih Busi Biasa atau Busi Iridium untuk Mobil? Inilah Perbedaannya)
“Kalau terlalu renggang maka akan terjadi misfire, sehingga pembakaran tidak sempurna,” jelas Samsudin.
Misfire yang dimaksud adalah tidak adanya bunga api yang muncul pada saat-saat tertentu.
Akibatnya, penumpukan karbon akan mudah terjadi pada ruang pembakaran mesin, dan lama-kelamaan akan merusak serta mengganggu kinerja mesin.
Sama halnya dengan jarak elektroda yang terlalu renggang, jarak elektroda yang terlalu kecil juga dapat menyebabkan misfire atau tidak adanya percikan.
(Baca Juga: Busi Memiliki Ciri-Ciri Berikut? Itu Tandanya Mesin Mobil Tidak Sehat)
Di samping itu, mesin dapat mengalami knocking atau ngelitik yang disertai dengan penurunan performa mesin.
“Jika gap-nya terlalu kecil, busi juga akan cepat panas dan akan merusak busi itu sendiri,” tambah Samsudin.
Terakhir, ia juga menjelaskan, jarak elektroda yang tidak sesuai pada seluruh busi dapat menyebabkan mesin sulit dinyalakan.
“Tetapi jika hanya satu busi paling mesin pincang saja,” tutupnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR