4. Gerakan Lives Black Matter dan Kritik Hamilton Pada F1
Pembalap tim Mercedes F1, Lewis Hamilton merupakan satu-satunya orang berkulit hitam yang ada di lingkup F1.
Beberapa waktu lalu ketika isu rasisme kembali mencuat yang dipicu kematian George Flyod di Amerika, pembalap berusia 35 tahun itu turut menyuarakan gerakan antirasisme, Black Lives Matter.
Hamilton melayangkan kritik kepada pihak F1 yang dianggap acuh pada masalah ini.
Baca Juga: Serius Lawan Rasisme, Lewis Hamilton Bikin Komisi yang Promosikan Keberagaman dalam Balapan
"Tidak ada tanda-tanda solidaritas dari industri yang saya jalani, di mana orang berkulit putih mendominasi olahraga ini," ujar Hamilton.
Selang beberapa waktu, Ross Brawn selaku Direktur olahraga F1 membuat pernyataan yang menyatakan dukungan kepada Hamilton.
Saya pikir, Lewis adalah duta besar bagi olahraga ini sehingga komentarnya valid dan kami dukung sepenuhnya," kata Brawn dilansir GridOto.com dari Formula1.com.
Kini bahkan F1 telah meluncurkan gagasan #WeRaceAsOne sebagai perjuangan Covid-19 dan tindakan rasisme.
Baca Juga: Lewis Hamilton Curhat, Pernah Dirundung Sampai Putuskan Belajar Karate
Nah, itu tadi beberapa 'drama' seputar Formula 1 yang terjadi selama libur balapan akibat pandemi Covid-19.
Tapi selain drama yang terjadi, pandemi Covid-19 telah menunjukkan bahwa F1 bukan hanya sekadar ajang balap jet darat, tetapi juga sebuah komunitas yang solid dan peduli dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan menggelar beberapa ajang charity.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | planetf1.com,gpblog.com,Formula1.com,Grandprix247.com,the-race.com |
KOMENTAR