Plus:
- Mendekati aspek Point of View (PoV) pengendara walau perspektif terlihat menyamping.
- Getaran mesin motor enggak bakalan terasa dalam video
Minus:
- Membuat helm terasa tertarik ke samping dalam kecepatan tinggi
- Hasil rekaman rentan jadi terlalu rendah atau terlalu tinggi karena biasanya posisi kamera disetel saat diam, biasanya rider lupa posisi riding akan membuat posisi helm berubah
- Profil helm akan selalu terlihat dalam kamera. Bisa jadi sisi positif juga sih buat yang mau pamer helm, atau jadi identitas perekam karena sama terus.
Baca Juga: Blak-blakan Teng Herry: Gak Perlu Action Cam Lagi, DVR Untuk Motor Sudah Ada
3. Pemasangan di Bagian Dagu Helm
Plus:
- Paling mendekati aspek PoV pengendara dibandingkan posisi lain.
- Getaran mesin tidak akan terlihat di hasil rekaman video
- Tidak bikin kepala kejambak saat motor digeber di kecepatan tinggi
Minus:
- Pengaplikasiannya agak sulit jika profil dagu helm bersudut, jadi enggak bisa pas di tengah
- Jika pakai motor sport, akan sedikit mengganggu saat menunduk karena kamera bisa terbentur tangki
- Hasil video tidak akan bagus jika pengendara terlalu agresif dan sering menunduk.
4. Pemasangan di Tangki Motor
Plus:
- Tidak ada beban tambahan pada pengendara
- Salah satu tempat paling stabil
- Pengoperasian kamera lebih mudah dan lebih aman, karena mudah diawasi
- Posisi pemasangan terbaik jika ingin merekam bagian panel instrumen (speedometer, takometer, fuelmeter, dsb).
Minus:
- Cuma bisa di motor sport atau motor laki (loh ya jelas)
- Jika kamera belum ada image stabilizer, getaran akan sangat terlihat di hasil rekaman
- Perlu pembiasaan sebab pengendara enggak bisa menunduk di tangki karena bisa menimpa kamera
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR