Pihaknya menuturkan, inovasi itu masih perlu dikaji lebih lanjut apabila diterapkan di Kota Bengawan.
"Itu perlu dikaji tentang potensi dan faktor antrean, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang mungkin terjadi," tutur Ari.
Menurut Ari, inovasi tersebut berpotensi memunculkan kemacetan di jalan raya.
"Setelah melihat video tersebut, antrean di belakan bisa jadi tidak terbebaskan meninggalkan mulut/ujung jalan, meninggalkan persimpangan dan bisa terhenti di dalam antrean sepeda motor itu," katanya.
Ari mengungkapkan, apabila inovasi tersebut diterapkan, pihaknya nanti akan dipusingkan oleh antrean sepeda yang juga perlu ruang henti tambahan.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Berbeda dengan Tuban, Jaga Jarak Ala MotoGP di Lampu Merah Belum Bisa Diterapkan di Solo
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | TribunSolo.com |
KOMENTAR