Terbukti, mereka akan diwajibkan untuk mengembalikan uang yang diterima apabila mereka memutuskan untuk keluar dari Hertz sebelum 31 Maret 2021.
Dalam pernyataannya kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Hertz mengatakan bahwa bonus tersebut diberikan untuk menghargai kinerja para anggota manajemen mereka di tengah keadaan sulit seperti pandemi Covid-19 ini.
Hanya saja, pemberian bonus tadi bukanlah hal yang sepenuhnya baik karena menjadi pertanda bahwa perusahaan tersebut sedang dalam masalah besar.
Baca Juga: Rental Mobil Tertekan di Masa Pandemi, Ada Solusi Car Sharing , Ini Sistemnya
Apalagi Hertz masih harus membayarkan pesangon sebesar nyaris 11 juta dolar AS atau sekitar Rp 161 miliar kepada 2.500 pekerjanya.
Jumlah tersebut juga masih bisa bertambah, karena Hertz juga berencana untuk menutup sebagian cabangnya yang tidak berada di kawasan bandara.
Namun, Hertz menyatakan bahwa mereka akan berusaha menuntaskan pembayaran tersebut untuk menunjukkan itikad baik kepada para pekerjanya.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | edition.cnn.com |
KOMENTAR