GridOto.com - Mengendarai motor gede atau biasa disebut moge tentunya tidak bisa disamakan dengan motor berkubikasi kecil.
Karena mengendarai moge memiliki risiko kecelakaan yang lebih besar kalau asal geber dibandingkan motor berkubikasi kecil.
Jusri Pulubuhu, selaku founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, ada 3 perbedaan utama antara moge dan motor berkubikasi kecil.
“Pertama adalah bobot yang lebih berat, kedua adalah power yang lebih besar, serta karakteristik handling yang berbeda,” ujarnya kepada GridOto.com, Jumat (24/4/2020).
Agar bisa mengendarai moge dengan aman, rider harus memahami perbedaan antara keduanya.
“Apalagi untuk yang baru naik kelas, karakter dan perbedaan dari moge miliknya mau itu sport atau adventure harus benar-benar dipahami,” jelasnya.
Jusri menambahkan, ada tiga karakter paling signifikan yang harus dikuasai oleh para pengendara moge.
“Pertama adalah karakter pengereman, seperti seberapa besar input yang harus kita berikan ke tuas rem, atau seperti apa perilaku motor dalam keadaan hard braking,” buka Jusri.
Baca Juga: Lotus C-01: Motor Sangar Bergaya Cafe Racer Cuma Ada 100 Unit Saja
Lalu yang kedua adalah karakter mesin, apakah mesin memiliki respon yang mulus saat berakselerasi atau ada lonjakan tenaga di rpm tertentu.
Terutama di rentang gigi 2, 3, dan 4 bagi motor manual, karena di gigi-gigi tersebut mayoritas akselerasi akan dilakukan.
Sedangkan yang ketiga adalah karakter handling dari moge itu sendiri, terutama untuk moge sport fairing.
“Karena kalau pake moge sport, radius putar setangnya lebih sedikit sehingga ridernya harus ikut rebahan kalau motornya mau bener-bener belok,” jelasnya.
Baca Juga: Simak Video Unboxing BMW S 1000 XR, Moge Touring Terbaru di Indonesia
Lebih lanjut Jusri mengungkapkan, tidak perlu waktu banyak untuk mengetes ketiga karakteristik tersebut.
“Hanya 5 sampai 10 menit saja seharusnya sudah cukup untuk memahami ketiga hal tersebut,” tukas Jusri.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa pemahaman akan ketiga hal tersebut harus ditambah lagi dengan soft skill tentang safety riding dan defensive riding.
“Karena soft skill seperti kemampuan mendeteksi bahaya, bagaimana kita beretika dan berempati itulah yang paling penting di jalan raya,” pungkasnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR