GridOto.com - Perawatan motor 2-tak dan motor 4-tak memang serupa tapi tak sama, salah satu yang beda misalnya urusan penggantian oli mesin.
Kalau pengguna motor 4-tak harus rutin banget mengganti oli mesin, ada yang bilang motor 2-tak itu malah enggak perlu ganti oli mesin.
Tapi itu cuma sekadar katanya atau faktanya memang begitu, lebih baik langsung tanya ke mekanik yang biasa menangani motor 2-tak.
Kebetulan GridOto.com sempat nih berbincang dengan Aziz Majiid Jauhari dari WD Motorgarage, Wates, yang memang sering menangani motor 2-tak dan juga pelihara Honda NSR150, Yamaha F1Z, dan juga Yamaha V80. Nah apa katanya?
Baca Juga: Jangan Tertipu Asap! Ini Cara Benar Menakar Oli Samping di Motor 2-Tak
"Kalau di motor 2-tak, oli mesin malah kayak oli gearbox karena cuma melumasi kopling dan transmisi," jelasnya.
Makanya kinerja oli mesin yang lebih ringan bikin rentang penggantian oli mesin di motor 2-tak lebih panjang ketimbang oli mesin motor 4-tak sebab oli enggak sampai naik ke area blok silinder.
Tapi bukan berarti enggak perlu dicek sekala berkala ya, sebab menurut Aziz yang perlu rutin dicek justru kebocoran-kebocoran yang bikin oli menetes dan pastinya bikin oli susut juga.
Kalau tidak ada kebocoran, cukup dicek saja paling tidak setahun sekali dengan melihat volumenya pakai dipstik, kalau masih aman ya enggak perlu diganti.
Hal serupa juga dikatakan Hendro Sucipto, kepala mekanik Yamaha Flagship Shop (DDS 3) Semarang ketika dihubungi GridOto.
Menurut Hendro, saran pabrikan untuk penggantian oli mesin 2-tak itu 12.000 km atau 1 tahun sekali karena fungsinya untuk melumasi bagian kopling dan transmisi saja.
"Sedangkan kalau untuk 4-tak itu anjuran penggantian 3.000 km atau 3 bulan karena berfungsi untuk melumasi transmisi, kopling, crankshaft, piston, camshaft sehingga kerja oli berat," tambahnya.
Yang lebih penting di motor 2-tak memang oli sampingnya yang enggak boleh telat.
"Sebab oli samping berfungsi untuk pelumasan dan pendingin di stang piston dan pistonnya," pungkas Hendro.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR