GridOto.com - Manusia memang memiliki sifat yang berbeda-beda, mulai dari yang pendiam, periang hingga temperamen atau mudah marah.
Dalam kegiatan berkendara dengan motor maupun mobil, pasti ada saja ulah pengendara lain yang bisa menyulut emosi sehingga gaya berkendara yang tadinya santai, berubah jadi agresif bahkan kebut-kebutan.
Lalu, apakah pengendara dengan sifat temperamen atau emosian cenderung suka kebut-kebutan di jalan?
Psikolog, Fenny Junita M.Psi. mengatakan, ngebut di jalan sebenarnya dipicu oleh banyak faktor.
Baca Juga: Insiden Nissan GT-R Buktikan Jalan Tol Bukan Arena Balap, Psikolog Jelaskan Pemicu Kebut-kebutan
"Perilaku ngebut di jalan itu masuk kategori aggressive driving. Secara umum perilaku ini karena beberapa hal: ekspresi kemarahan pengendara, ada tekanan emosional seperti buru-buru dan juga karena pengendaranya memang suka kebut-kebutan buat mencari sensasi dari kegiatan yang memacu adrenalin," kata Fenny, Jumat (10/4/2020).
Fenny mengungkapkan, sifat temperamen sangat berkaitan dengan kematangan emosi seseorang.
"Semakin tinggi kematangan emosi seseorang, makin rendah kecenderungan untuk melakukan agressive driving. Sebaliknya, orang bersifat temperamen sangat mudah mengekspresikan kemarahannya walaupun di situasi yang kurang sesuai seperti di jalanan, misalnya dengan kebut-kebutan," jelasnya kepada GridOto.com.
Sementara itu, perilaku mengemudi yang berisiko memang biasanya dilakukan oleh seseorang dengan usia yang tingkat kematangan emosinya terbilang labil.
"Dari hasil penelitian, usia remaja menuju dewasa atau di usia minimal memiliki SIM dari 16 atau 17 tahun sampai awal umur 20 tahunan, adalah usia yang paling banyak melakukan perilaku berkendara yang berisiko dan berbahaya, misalnya kebut-kebutan dengan kendaraannya," terang Fenny lagi.
Baca Juga: Mengebut Saat Hendak Ke Rumah Sakit Untuk Tes Covid-19, Pengemudi Lamborghini Ditangkap Polisi
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR