Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Dampak Stay At Home, Kualitas Udara Jakarta Baik, Ini Indikatornya!

Hendra - Sabtu, 11 April 2020 | 07:04 WIB
Kualitas CO Jakarta Terpantau baik
Dinas LH Jakarta
Kualitas CO Jakarta Terpantau baik

GridOto.com- Dampak negatif wabah Covid-19 sangat luar biasa bagi dunia.

Seluruh sendi kehidupan masyarakat terdampak virus yang berasal dari Wuhan, China ini.

Belum lagi kematian yang diakibatkan makhluk berukuran nano mikro ini.

Namun dibalik dampak negatif, selalu ada sisi positifnya.

 Baca Juga: Pernah Balap di MotoGP Indonesia dan Juara Dunia Motocross Jean-Michel Bayle Terinfeksi Virus Corona

Kebijakan untuk tinggal di rumah atau stay at home berdampak pada semakin baiknya kualitas udara.

Di Jakarta misalnya, beberapa foto di media sosial memajang foto udara dengan langitnya yang biru. 

Beberapa di antaranya memajang foto dengan latar Gunung Salak, Bogor yang sangat menawan.

Gambar ini pada kondisi normal sungguh sangat mahal. 

Karena mobilitas warga dengan kendaraannya menghasilkan polusi, begitu pula dengan aktivitas pabrikan.  

Dalam menilai kualitas udara Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menggunakan 2 ukuran yakni  Konsentrasi Partikulat (PM2.5) dan Konsentrasi CO (Carbonmonoksida).

Konsentrasi partikel kecil masih terpantau melebihi NAB di beberapa lokasi
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Konsentrasi partikel kecil masih terpantau melebihi NAB di beberapa lokasi

Partikulat (PM2.5) merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Nilai Ambang Batas (NAB) NAB PM2.5 adalah 65 ugram/m.

Sementara Konsentrasi CO merupakan konsentrasi gas carbonmonoksida di udara, Nilai Ambang Batas (NAB) CO di udara adalah 9 mg/m3.

Dinas LH Provinsi DKI Jakarta memiliki 5 Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU).

Kelima lokasi itu berada di Stasiun Bundara HI, Stasiun Kelapa Gading, Stasiun Jagakarsa, Stasiun Lubang Buaya dan Stasiun Kebon Jeruk.

Dalam grafik yang diunggah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada periode  1 Maret hingga 8 April 2020 terlihat adanya pola penurunan tingkat polusi udara di Jakarta. 

Baca Juga: Bengkel Resmi Daihatsu di Jakarta Tutup Selama PSBB, Bagaimana Kalau Mau Servis Berkala?

Jika melihat grafik, Konsentrasi  PM2.5 dalam periode itu hanya beberapa kali yang melebihi ambang batas di beberapa lokasi. 

Yakni pada tanggal 18-19 Maret, 22-23 Maret, 28-30 Maret dan 4 April.

NAB Konsentrasi  PM2.5 yang tinggi itu pun hanya di beberapa SPKU yakni Stasiun Kebon Jeruk dan Stasiun Lubang Buaya.

Sementara di 3 stasiun lainnya selama periode 1 Maret-8 April terpantau di bawah NAB.

Untuk Konsentrasi CO pada periode yang sama malah lebih baik. 

Seluruh SPKU terpantau di bawah NAB yang berarti mengindikasikan kualitas udara sangat baik. 

Begitulah, di saat ada hal negatif, ada sisi positif lainnya yang menyertai. 

 

Editor : Hendra

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

YANG LAINNYA

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa