Sahrudin juga menjelaskan jika pelat sudah teroksidasi, penambahan air pun tidak akan bisa mengembalikan aki ke kondisi semula, sehingga tidak ada pilihan aki harus diganti dengan yang baru.
(Baca Juga: Ini Sebab Mengapa Mobil Bensin dan Diesel Pakai Aki yang Berbeda)
2. Mobil Jarang Digunakan
Ketika mobil mati, beberapa komponen kelistrikan akan tetap menggunakan listrik dari aki mobil atau yang disebut dark current.
“Dark current itu dari misalnya ECU, kemudian juga alarm dan lain-lain,” terang Sahrudin.
Aki yang energinya terus menerus digunakan tanpa diisi kembali dapat menyebabkan sulfatisasi.
“Begitu sulfat terbentuk pada pelat itu, kemudian kita tidak kembalikan lagi, terjadi pengerasan,” jelasnya.
Pengerasan atau sulfatiasi akan menyebabkan pelat pada aki tidak dapat berfungsi, dan berujung umur pakai aki yang memendek.
Maka dari itu, ia menyarankan untuk selalu rutin menjalankan mobil agar aki mobil dapat secara teratur terisi kembali.
(Baca Juga: Ini Akibat Jika Aki Basah Sampai Kekurangan Air Aki, Rutin Dicek Ya)
3. Beban Kelistrikan Berlebihan
Sahrudin menjelaskan, sulfatisasi tidak hanya bisa terjadi pada mobil yang jarang digunakan, namun juga pada mobil yang ditambahkan aksesori secara berlebihan.
Penambahan aksesori misalnya seperti sound system, akan menambah beban daya bagi sistem kelistrikan.
Jika tidak diperhitungkan, maka kemampuan alternator dalam menyuplai listrik ke aki bisa menjadi lebih kecil daripada beban daya keseluruhan.
“Akhirnya baterai itu tidak pernah diisi, malah dipakai saja,” terangnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR