"Misal di motor-motor balap yang putarannya di atas 12.000 rpm rawan terjadi floating atau klep mengambang dan terlambat menutup seandainya per klep kurang keras," tambahnya.
"Disinilah peran per klep Jepang itu terpakai, karena ia bisa bekerja maksimal di putaran mesin tinggi," tambahnya.
"Kalau katakanlah per klep tidak bagus maka gejala floating itu bisa terjadi, efeknya piston dan klep bisa bertabrakan di putaran tinggi," tutupnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR