“Mereka mengancam tuntutan hukum. Ada kekuatan politik dan uang yang dipertaruhkan,” tulis Daniele Sparisici.
"Operasi pengepungan berlanjut, targetnya bukan hanya Maranello tetapi juga presiden FIA Jean Todt, yang dituduh terlalu lunak terhadap mantan timnya," sambungnya.
Luigi Perna dari Gazzetta dello Sport setuju dengan sentimen itu.
(Baca Juga: Kesal Dituduh Curang, CEO Ferrari: Jangan Harap Max Verstappen Bisa Jadi Pembalap Tim Ferrari!)
Dia menulis, "Sekarang perang! Ini adalah perang, politik, kekuasaan, dan bahkan uang.”
“Jika Ferrari dinyatakan bersalah atas pelanggaran, hadiah uang terkait peringkat dua kejuaraan konstruktor 2019 akan dipertanyakan,” imbuhnya.
Dia juga mempertanyakan, apa mungkin Ferrari melanggar batas-batas regulasi terhadap mesinnya?
Aessandra Rentico dari La Republica merasa FIA berusaha menutupi kekurangannya sendiri.
(Baca Juga: Bos Ferrari Buka Suara Usai Timnya Dituduh Curang Oleh Max Verstappen)
“Seluruh urusan telah menunjukkan kerapuhan FIA: pemilik F1 tidak memiliki sarana untuk menemukan trik paling canggih yang dipelajari oleh puluhan engineer dari setiap studi dan percobaan tim,” tulisnya.
Leo Turrini dari Il Resto del Carlino mengatakan ada mata-mata yang memberikan info, tetapi ia tetapi menolak menyebutkan nama orang tersebut.
"Ada mata-mata, seseorang yang tahu betul rahasia teknis Maranello dan menjelaskan kepada para pesaing di mana ‘trik’ itu berada, yaitu, dalam pengelolaan aliran bensin ke power unit,” ulasnya.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR