Saat pertama meluncur, RZR mampu mencuri perhatian dan membuat persaingan dengan Suzuki RGR150.
Sebab generasi pertama RGR150 di Indonesia sebetulnya masih semi full fairing dengan batok lampu dan pelindung bawah mesin.
Untuk urusan mesin, baik Yamaha RZR dan RX-Z menggunakan dapur pacu 135 cc 2-tak yang mampu menyemburkan tenaga sebesar 20 dk @8.500 rpm dan torsi 18,1 Nm @7.500 rpm.
Berkat karakter mesin over bore, dengan bore & stroke yakni 56 mm & 54mm dan dibekali transmisi enam percepatan, Yamaha RZR lebih enak digeber diputaran atas untuk trek panjang.
(Baca Juga: Sejarah Motor Yamaha RX-Z dan RZR, Serupa Tapi Tak Sama)
Sayangnya dengan alasan itu juga kerap disebut salah satu mengapa masyarakat Indonesia jadi lebih suka RX-King. Transmisi 5-percepatan disebut lebih ''ngejambak'' dan enak buat tarik-tarikan pendek.
Yamaha RZR distop produksinya pada 1998. Alasannya waktu itu tak jauh beda dengan RX-Z yakni karena kalah bersaing dengan sepupunya Yamaha RX-King.
Beberapa kalangan berpendapat RX-Z dan RZR merupakan produk gagal. Namun hal itu bukan karena gagal secara produk melainkan di pemasaran, sebab saat itu harga motor fairing termasuk mahal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Yamaha RZR, Pionir Motor Full Fairing Pabrikan Garpu Tala
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR