Giliran Versys-X 250, bannya dual purpose tapi lebih cenderung untuk penggunaan on road dengan alur yang jarang-jarang.
Untuk off road ringan seperti permukaan jalan gravel sih masih cocok. O iya, ukuran bannya 110/90-19 dan 130/80-17.
Piranti penghenti laju kompak pakai cakram dikedua rodanya, tapi beda ukuran. CRF250 Rally depan cakram 256 mm floating kaliper 2 piston, belakang cakram 1 piston.
Kalau Versys-X 250 depan pakai cakram 290 mm dengan kaliper 2 piston, dan belakangnya pakai rem cakram 220 mm. Dan sudah ABS dikedua remnya.
(Baca Juga: Seken Keren: Perawatannya Simpel, Cek Harga Komponen Fastmoving Versys-X 250)
Selain kelengkapan yang sudah disebutkan, Versys-X 250 juga punya power outlet untuk mengisi daya gadget seperti handphone atau GPS.
Kemudian mesinnya sudah pakai assist & slipper clutch, makanya handel kopling terasa lebih empuk jadi enggak bikin pegal pas kena macet.
Riding Position & Handling
Dengan desain aliran khas motor penggaruk tanah, riding position yang ditawarkan Honda CRF250 Rally masih tergolong nyaman loh sob.
Setang lebar, jok lurus panjang dan empuk bikin posisi riding lebih bervariatif. Rider bisa duduk maju-mundur sesuai kondisi jalan yang dilewati.
Tinggi jok 895 mm bikin rider berpostur 172 cm jinjit dan butuh usaha untuk mendirikan Honda CRF250 Rally.
Untungnya begitu dinaiki, motor akan amblas. Bobot motor ini mencapai 155 kg, tergolong ringan di kelasnya, lumayan membantu menahan saat berhenti.
Dengan jarak main suspensi yang panjang dan empuk, permukaan jalan bebatuan dan berlubang jadi terasa seperti aspal mulus.
Ground clearance 270 mm dipadu ban 21 inci dan 18 inci bikin motor mudah melibas jalan off road baik ringan maupun agak berat.
Eh tapi dipakai di jalanan aspal, suspensi yang empuk bikin motor bergoyang-goyang. Traksi ban pacul IRC Trail juga bikin enggak pede.
Apalagi beberapa kali sempat bertemu jalan basah tersiram hujan, jadi deg-degan takut roda selip. Ya, motor ini memang lebih cocok untuk jalan rusak dan off road.
Untuk Kawasaki Versys-X 250 lain lagi. Dengan basis motor touring, posisi berkendaranya dibuat sangat nyaman.
Jok rendah lebar dan empuk ditambah bentuk yang bisa menahan tulang ekor bikin betah. Setang tinggi dan lebar bikin tangan enggak cepat pegal.
Tinggi jok 815 mm, bikin rider bisa menapak nyaman, mudah saja mendirikan motor berbobot 184 kg ini (tipe Tourer).
Paduan suspensi teleskopik dan monosok yang punya karakter kaku, bikin Versys-X 250 enak dipakai melibas tikungan jalan.
Ban IRC Trail Winner bawaannya terasa sangat lengket di permukaan aspal. Motor pun anteng dipakai melibas jalan-jalan pegunungan.
Meski begitu, bertemu jalan rusak dan bebatuan kedua suspensi masih mampu meredam dengan baik, meski bagian depan kadang mentok.
Maka lain cerita dipakai blusukan lewat jalan tanah yang becek, harus lebih waspada karena traksi roda mudah hilang.
O iya, penggunaan side box yang terpasang di buritan motor membuat manuver di perkotaan lebih sulit dan harus ekstra hati-hati.
Salah-salah, side box bisa membentur pengendara lain atau tersangkut. Patokannya lebar setang ya, karena masih lebih lebar dari side box.
Performa
Jantung penggerak kedua motor ini berbeda total sob, Honda CRF250 Rally pakai mesin 1 silinder DOHC 4 katup pengindin cairan.
Mesin ini berasal dari Honda CBR250R yang sangat cocok dipakai untuk off road, karena punya torsi besar di putaran bawahnya.
Namun nafas ditiap giginya enggak terlalu panjang. Output mesinnya mencapai 24,4 dk/8.500 rpm dan torsi 22,5 Nm/6.750 rpm.
Sedangkan Kawasaki Versys-X 250 pakai mesin 2 silinder inline DOHC 8 katup pendingin cairan, yang diturunkan dari Ninja 250.
Mesin ini punya karakter lembut di putaran bawah, tarikannya baru terasa ketika jarum takometer sudah melewati putaran 6.000 rpm.
Namun putaran tengah dan atasnya lebih enak, dengan nafas mesin ditiap giginya panjang. Tenaganya mencapai 33,3 dk/11.000 rpm dan torsi 21,7 Nm/10.000 rpm.
Jika diadu akselerasinya, ternyata Versys-X 250 yang bawahnya smooth tapi bernafas panjang, unggul dari CRF250 Rally loh.
Selengkapnya bisa lihat tabel akselerasi di bawah ini.
CRF 250 Rally | Versys-X 250 | |
0-60 km/j | 3,8 detik | 3,2 detik |
0-80 km/j | 5,9 detik | 5,3 detik |
0-100 km/j | 10,3 detik | 8,3 detik |
0-100 m | 6,8 detik (@85,3 km/j) | 6,4 detik (@89,2 km/j) |
0-201 m | 10,7 detik (@101,9 km/j) | 10,2 detik (@107,4 km/j) |
0-402 m | 17,2 detik (@117,5 km/j) | 16,4 detik (@121,7 km/j) |
Konsumsi BBM | 26,7 km/liter | 26 km/liter |
Kesimpulan
Kedua motor ini punya karakter yang jauh berbeda, baik dari sisi tampilan, handling dan juga performa yang ditawarkan.
(Baca Juga: Enggak Kesampaian Beli Kawasaki Versys-X 250, Motor Ini Bisa Jadi Pelarian)
Untuk yang merasa touring-nya akan banyakj melewati jalan-jalan kecil, dan suka blusukan, Honda CRF250 Rally lebih pantas dipilih.
Tapi jika touring banyak melewati jalan aspal dan off road ringan, Kawasaki Versys-X 250 bisa menjadi pilihan yang lebih mumpuni.
Selisih harga keduanya juga terpaut tipis, CRF250 Rally berbanderol Rp 75,230 juta dan Versys-X 250 diangka Rp 73,1 juta (tipe Tourer).
Jadi yang mana pilihan kalian?
Versys-X 250 | CRF250 Rally | |
PxLxT | 2.170 x 960 x 1.390 mm | 2.210 x 900 x 1.425 mm |
Sumbu roda | 1.450 mm | 1.455 mm |
Tinggi jok | 815 mm | 895 mm |
Jarak terendah | 180 mm | 270 mm |
Berat basah | 184 kg (Tourer) 173 kg (STD) | 155 kg |
Kapasitas tangki | 17 liter | 10,1 liter |
Tipe mesin | 2 silinder, 4-tak DOHC 8 katup | 1 silinder, 4-tak DOHC 4 katup |
Bore x stroke | 62 x 41,2 mm | 76 x 55 mm |
Kapasitas | 249 cc | 249,6 cc |
Tenaga maksimal | 33,3 dk/11.000 rpm | 24,4 Nm/8.500 rpm |
Torsi maksimal | 21,7 dk/10.000 rpm | 22,5 Nm/6.750 rpm |
Transmisi | 6 speed | 6 speed |
Tipe kopling | basah, slipper & assist | wet multi disk |
Tipe sasis | Backbone | Steel twin tube |
Rem depan | Disc 290 mm 2 piston | Disc 256 mm 2 piston |
Rem belakang | Disc 220 mm 2 piston | Disc 220 mm 1 piston |
Suspensi depan | Teleskopik 41 mm | Upside down 43 mm |
Suspensi belakang | monosok Uni-Trak | monosok Unit-Prolink |
Ban depan | 100/90-19 | 3.00-21 |
Ban belakang | 130/80-17 | 1290/80-18 |
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR