Pengemudi yang tidak bisa mengontrol emosinya akan terpacu adrenalinnya sehingga bisa membentuk perilaku pengemudi agresif.
Penglihatan dan pendengaran juga berperan penting untuk menjaga kewaspadaan dan melihat keadaan sekitar saat sedang berkendara.
Gangguan fisik baik sementara ataupun permanen akan mengganggu respons ketika dibutuhkan saat sedang berkendara.
Faktor kedua adalah dari karakter pengemudi.
"Pengemudi yang agresif cenderung mengebut atau bermanuver mendadak yang bila orang sekitarnya tidak sigap bisa saja mencelakakan orang lain," tegas Adrianto.
Namun, pengemudi yang baru bisa mengemudikan mobil bisa juga menjadi penyebab kecelakaan karena terlalu waspada dan cenderung ragu dalam mengambil keputusan ketika berkendara.
Faktor terakhir adalah kondisi kendaraan yang baik.
"Kondisi pengemudi yang baik disertai karakter pengemudi yang defensif, maka kondisi kendaraan yang baik juga akan mendukung kedua faktor tersebut," ujar Adrianto.
Lantas, bagaimanakah peran defensive driving terhadap pengemudi?
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR